Minggu, 03 Juni 2012

JURNAL PENELITIAN 3 DIMENSI NON PROYEKSI


JURNAL PENELITIAN MEDIA PEMBELAJARAN
TIGA DIMENSI NON PROYEKSI
Oleh: Nuriyah
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, memberikan dampak pula pada media dan sumber pembelajaran seperti foto, slide, radio, film, video, computer dan lain-lain. Pada awalnya dikenal hanya beberapa jenis media sederhana seperti buku bergambar, gambar, grafis, bagan, dan model yang bisa digunakan dalam pembelajaran. Pertambahan jenis media dan perluasan pemanfaatannya menimbulkan pemikiran untuk mengadakan pengklasifikasian atau penggolongan media pembelajaran dari berbagai aspek (Sudhata dan teguh). (1)
Banyak para ahli berbeda pendapat mengenai pembagian media sesuai dengan fungsinya masing-masing. Allan mengelompokkan media menjadi Sembilan kelompok, yakni: 1. Visual diam, 2. Film, 3. Televise, 4. Objek tiga dimensi, 5. Rekaman, 6. Pelajaran terprogram, 7. Demonstrasi, 8. Buku teks, 9. Dan sajian lisan (1). Sedangkan menurut Ibrahim dkk (2004), media diklasifikasikan menjadi lima yaitu; (1) media tanpa proyeksi dua dimensi (gambar, bagan, poster, grafik, peta dasar, dll). (2) media tanpa proyeksi tiga dimensi (benda sebenarnya, model, boneka, dll), (3) media audio (radio, audio tape recorder, audio disck), (4) media dengan proyeksi (OHP, FILM, FILM STRIP, SLIDE), (5) televise, computer, video. Dari beberapa jenis media di atas, akan dibahas salah satu jenis media yaitu, media tiga dimensi non proyeksi model patung.
Salah satu bentuk media pembelajaran yang termasuk dalam kategori tiga dimensi adalah benda-benda asli, atau wujud kenyataan kondisi yang sebenarnya. Dari segi efektivitas pengajaran, penggunaan benda sebenarnya sebagai media pembelajaran dapat memberikan urunan yang cukup berarti, terutama dari pemerolehan pengalaman yang bersifat langsung dan kongkrit. Karena segala peristiwa yang terungkap di dalam jalinan interaksi dengan media sebenarnya tersebut, cukuplah untuk mendapatkan peng-alaman langsung, lengkap dan kesan yang mendalam dari apa yang dipelajari, tepatlah apabila kita belajar melalui benda-benda atau keadaan yang sebenarnya. Ada yang menyebut media ini sebagai alat peraga langsung (nurarifah azzahra).(2)
Ada dua istilah untuk menggolongkan benda sebenarnya (real things), yaitu obyek (object) dan benda atau barang contoh (specimen). Benda asli disebut obyek dimaksudkan untuk semua benda yang masih asli, alami seperti dimana ia hidup dan berada.Untuk mempelajari obyek, kita dapat menyelenggarakan widya wisata, sehingga bertemu dengan benda-benda asli dimana ia seharusnya berada. Sedangkan specimen atau bendaatau barang contoh dimaksudkan untuk benda-benda asli atau sebagian dari benda-benda asli yang digunakan sebagai contoh. Jadi specimen pun juga benda asli yang mewakili benda aslinya yang sebenarnya berjumlah sangat banyak atau benda aslinya berukuran sangat besar atau luas atau utuh, sedangkan specimen sebagi-an kecil dari padanya atau ia hanya mewakili jenisnya saja.
Ada pula cara mengklasifikasikan benda asli menjadi benda asli alam (natural thing) dan benda asli buatan manusia. Jadi benda asli buatan adalah jenis benda asli yang sudah diubah bentuk dan sifatnya oleh tangan manusia yang mungkin dijadikan bahan (makanan, minuman dan sebagainya), alat, perlengkapan, perhiasan, permainan, dan sebagainya.
Pengertian yang termasuk dalam kategori media pembelajaran yang sebenarnya, baik benda yang hidup seperti manusia, tumbuhan, dan hewan, di samping benda mati dan benda tak hidup (anorganik). Ada dua cara yang ditempuh untuk belajar melalui benda sebenarnya, yaitu membawa kelas ke dunia luar atau membawa dunia ke dalam kelas. Untuk membawa kelas ke dunia luar caranya dapat melalui Widyawisata/Karyawisata, yaitu perjalanan ke luar kelas atau sekolah (wisata) untuk tujuan belajar (widya). Sedangkan untuk dapat membawa dunia (luar) ke dalam kelas adalah dengan cara menggunakan specimen atau barang contoh, yaitu benda-benda aseli baik dalam keadaan hidup dan utuh, maupun dalam keadaam mati ataupun sebagian dari benda aseli itu untuk diperagakan atau dipelajari di kelas atau di dalam ruang laboratorium khusus untuk pelajaran tertentu.
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar adalah media boneka atau model dalam bentuk lain. Model adalah merupakan tiruan tiga dimensional dari beberapa obyek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil  atau sangat langka dan sulit dijangkau. Oleh sebab itu model sangat efektif untuk  megkomunikasikan hakikat dari berbagai benda  baik dalam bentuk/karakteristik luar maupun karakteristik bagian dalam benda tertentu.(2)
Model merupakan media tiga dimensi yang dapat dilihat, diraba dan mungkin dimanipulasi. Media model dibuat dalam usaha membantu mewujudkan realitas. Hal ini dimaksudkan untuk mensiasati kelemahan dari media asli yang tidak mungkin dijadikan alat pembelajaran di kelas yang disebabakan oleh berbagai alasan. Alasan tersebut antara lain ukuran yang ekstrim besar atau ekstrim kecil, bagian dalam media asli yang tidak tampak dari luar dan sebagainya. Dalam beberapa kasus, media model sengaja dibuat dengan menghilangkan bagian-bagian tertentu agar bagian-bagian lainya lebih jelas. Melalui penggunaan model sebagai media, suatu obyek dapat dibawa ke dalam kelas dalam bentuk replikanya (Gillespie & Spirt, 1973) (Riandi).(3) Berikut ini akan disajikan contoh-contoh model patung yang dikembangkan berdasarkan alasan-alasan tersebut.  

a. Model dibuat karena alasan ukuran obyek sebenarnya
Beberapa obyek biologi kadang kala ukurannya sangat besar, misalnya kerangka Dinosaurus atau struktur tubuh Gajah. Media pembelajaran untuk obyek tersebut dapat dikembangkan dengan cara membuat model yang meniru obyek aslinya dengan ukuran yang memungkinkan untuk dibawa ke kelas. Sebaliknya adakalanya suatu obyek biologi sangat kecil ukurannya, misalnya sel dan jaringan. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara membuat model jaringan atau model sel dengan meniru objek asli hasil pengamatan melalui mikroskop. Melalui model sel dan jaringan tersebut para siswa dapat dengan mudah mempelajari struktur sel. Contoh model sel dan jaringan dapat dilihat pada gambar 11.5. (3)

b. Model dibuat untuk menunjukkan bagian dalam suatu obyek biologi
Adakalanya bagian penting suatu obyek biologi untuk dipelajari tidak mudah dilihat dari permukaannya dan diperlukan teknik dan alat khusus untuk membedahnya. Untuk mengatasi kasus ini dapat dibuat suatu model utuh obyek dan pada pada bagian lain sengaja dibuat bagian dalamnya (cutaway models). Sebagai contoh model struktur otak dengan posisi di dalam tengkorak, atau model ginjal dengan struktur medulla di bagian dalamnya.(3)

c. Model dibuat dengan menghilangkan bagian tertentu dari obyek aslinya
Teknik penyiapan model seperti ini dimaksudkan untuk menunjukkan bagian-bagian tertentu saja dari suatu obyek biologi. Bagian yang tidak dibuang adalah bagian yang ditonjolkan supaya mendapat perhatian lebih dari siswa. Contoh model seperti ini antara lain model system peredaran darah yang hanya menunjukkan pembuluh darah, jantung dan paru-paru.(3)

3.      http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196305011988031-RIANDI/Bahan_Kuliah/Media_pembelajaran_biologi.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar