JURNAL PENELITIAN MEDIA PEMBELAJARAN
TIGA DIMENSI NON PROYEKSI
Oleh: Nuriyah
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
memberikan dampak pula pada media dan sumber pembelajaran seperti foto, slide,
radio, film, video, computer dan lain-lain. Pada awalnya dikenal hanya beberapa
jenis media sederhana seperti buku bergambar, gambar, grafis, bagan, dan model
yang bisa digunakan dalam pembelajaran. Pertambahan jenis media dan perluasan
pemanfaatannya menimbulkan pemikiran untuk mengadakan pengklasifikasian atau
penggolongan media pembelajaran dari berbagai aspek (Sudhata dan teguh). (1)
Banyak para ahli berbeda pendapat mengenai pembagian media
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Allan mengelompokkan media menjadi Sembilan
kelompok, yakni: 1. Visual diam, 2. Film, 3. Televise, 4. Objek tiga dimensi,
5. Rekaman, 6. Pelajaran terprogram, 7. Demonstrasi, 8. Buku teks, 9. Dan sajian
lisan (1). Sedangkan menurut Ibrahim dkk (2004), media diklasifikasikan menjadi
lima yaitu; (1) media tanpa proyeksi dua dimensi (gambar, bagan, poster,
grafik, peta dasar, dll). (2) media tanpa proyeksi tiga dimensi (benda
sebenarnya, model, boneka, dll), (3) media audio (radio, audio tape recorder,
audio disck), (4) media dengan proyeksi (OHP, FILM, FILM STRIP, SLIDE), (5) televise,
computer, video. Dari beberapa jenis media di atas, akan dibahas salah satu
jenis media yaitu, media tiga dimensi non proyeksi model patung.
Salah satu bentuk media pembelajaran
yang termasuk dalam kategori tiga dimensi adalah benda-benda asli, atau wujud
kenyataan kondisi yang sebenarnya. Dari segi efektivitas pengajaran, penggunaan
benda sebenarnya sebagai media pembelajaran dapat memberikan urunan yang cukup
berarti, terutama dari pemerolehan pengalaman yang bersifat langsung dan
kongkrit. Karena segala peristiwa yang terungkap di dalam jalinan interaksi
dengan media sebenarnya tersebut, cukuplah untuk mendapatkan peng-alaman langsung,
lengkap dan kesan yang mendalam dari apa yang dipelajari, tepatlah apabila kita
belajar melalui benda-benda atau keadaan yang sebenarnya. Ada yang menyebut
media ini sebagai alat peraga langsung (nurarifah azzahra).(2)
Ada dua istilah untuk menggolongkan
benda sebenarnya (real things), yaitu obyek (object) dan benda atau barang
contoh (specimen). Benda asli disebut obyek dimaksudkan untuk semua benda yang
masih asli, alami seperti dimana ia hidup dan berada.Untuk mempelajari obyek,
kita dapat menyelenggarakan widya wisata, sehingga bertemu dengan benda-benda
asli dimana ia seharusnya berada. Sedangkan specimen atau bendaatau barang
contoh dimaksudkan untuk benda-benda asli atau sebagian dari benda-benda asli
yang digunakan sebagai contoh. Jadi specimen pun juga benda asli yang mewakili
benda aslinya yang sebenarnya berjumlah sangat banyak atau benda aslinya
berukuran sangat besar atau luas atau utuh, sedangkan specimen sebagi-an kecil
dari padanya atau ia hanya mewakili jenisnya saja.
Ada pula cara mengklasifikasikan benda
asli menjadi benda asli alam (natural thing) dan benda asli buatan manusia.
Jadi benda asli buatan adalah jenis benda asli yang sudah diubah bentuk dan
sifatnya oleh tangan manusia yang mungkin dijadikan bahan (makanan, minuman dan
sebagainya), alat, perlengkapan, perhiasan, permainan, dan sebagainya.
Pengertian yang termasuk dalam kategori
media pembelajaran yang sebenarnya, baik benda yang hidup seperti manusia,
tumbuhan, dan hewan, di samping benda mati dan benda tak hidup (anorganik). Ada
dua cara yang ditempuh untuk belajar melalui benda sebenarnya, yaitu membawa
kelas ke dunia luar atau membawa dunia ke dalam kelas. Untuk membawa kelas ke
dunia luar caranya dapat melalui Widyawisata/Karyawisata, yaitu perjalanan ke
luar kelas atau sekolah (wisata) untuk tujuan belajar (widya). Sedangkan untuk
dapat membawa dunia (luar) ke dalam kelas adalah dengan cara menggunakan
specimen atau barang contoh, yaitu benda-benda aseli baik dalam keadaan hidup
dan utuh, maupun dalam keadaam mati ataupun sebagian dari benda aseli itu untuk
diperagakan atau dipelajari di kelas atau di dalam ruang laboratorium khusus
untuk pelajaran tertentu.
Media tiga dimensi yang sering
digunakan dalam proses belajar mengajar adalah media boneka atau model dalam
bentuk lain. Model adalah merupakan tiruan tiga dimensional dari beberapa obyek
nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil atau sangat langka
dan sulit dijangkau. Oleh sebab itu model sangat
efektif untuk megkomunikasikan hakikat dari berbagai benda baik
dalam bentuk/karakteristik luar maupun karakteristik bagian dalam benda
tertentu.(2)
Model
merupakan media tiga dimensi yang dapat dilihat, diraba dan mungkin dimanipulasi.
Media model dibuat dalam usaha membantu mewujudkan realitas. Hal ini
dimaksudkan untuk mensiasati kelemahan dari media asli yang tidak mungkin
dijadikan alat pembelajaran di kelas yang disebabakan oleh berbagai alasan.
Alasan tersebut antara lain ukuran yang ekstrim besar atau ekstrim kecil,
bagian dalam media asli yang tidak tampak dari luar dan sebagainya. Dalam
beberapa kasus, media model sengaja dibuat dengan menghilangkan bagian-bagian
tertentu agar bagian-bagian lainya lebih jelas. Melalui penggunaan model
sebagai media, suatu obyek dapat dibawa ke dalam kelas dalam bentuk replikanya
(Gillespie & Spirt, 1973) (Riandi).(3) Berikut ini akan disajikan
contoh-contoh model patung yang dikembangkan berdasarkan alasan-alasan
tersebut.
a. Model dibuat
karena alasan ukuran obyek sebenarnya
Beberapa obyek
biologi kadang kala ukurannya sangat besar, misalnya kerangka Dinosaurus atau
struktur tubuh Gajah. Media pembelajaran untuk obyek tersebut dapat
dikembangkan dengan cara membuat model yang meniru obyek aslinya dengan ukuran
yang memungkinkan untuk dibawa ke kelas. Sebaliknya adakalanya suatu obyek
biologi sangat kecil ukurannya, misalnya sel dan jaringan. Hal tersebut dapat
diatasi dengan cara membuat model jaringan atau model sel dengan meniru objek
asli hasil pengamatan melalui mikroskop. Melalui model sel dan jaringan
tersebut para siswa dapat dengan mudah mempelajari struktur sel. Contoh model
sel dan jaringan dapat dilihat pada gambar 11.5. (3)
b. Model dibuat untuk menunjukkan bagian dalam suatu obyek biologi
Adakalanya
bagian penting suatu obyek biologi untuk dipelajari tidak mudah dilihat dari
permukaannya dan diperlukan teknik dan alat khusus untuk membedahnya. Untuk
mengatasi kasus ini dapat dibuat suatu model utuh obyek dan pada pada bagian
lain sengaja dibuat bagian dalamnya (cutaway models). Sebagai contoh
model struktur otak dengan posisi di dalam tengkorak, atau model ginjal dengan
struktur medulla di bagian dalamnya.(3)
c. Model dibuat
dengan menghilangkan bagian tertentu dari obyek aslinya
Teknik penyiapan model seperti ini dimaksudkan untuk menunjukkan
bagian-bagian tertentu saja dari suatu obyek biologi. Bagian yang tidak dibuang
adalah bagian yang ditonjolkan supaya mendapat perhatian lebih dari siswa.
Contoh model seperti ini antara lain model system peredaran darah yang hanya
menunjukkan pembuluh darah, jantung dan paru-paru.(3)
3.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196305011988031-RIANDI/Bahan_Kuliah/Media_pembelajaran_biologi.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar