Minggu, 20 Desember 2009

HARAPAN dalam harapan

ARROJAAU

(HARAPAN)


Kalau bukan karna suatu HARAPAN

pasti tidak ada orang yang mencari cita-cita

Dan tidak ada pendorong yang mendorong sifat nasionalisme

Kehidupan juga pasti lebih sempit dari pada lubang sarang biawak

Dan terasa lebih berat di bahu dari pada rantai dan belenggu..

Saya tidak melihat seorangpun yang beramal, kecuali ia yakin bahwa pada

amalnya terdapat kesan yang terpuji pada akhirnya

dan diharapkan faedahnya.

Tidak ada perbedaan antara faedah yang mencakup umum dan yang khusus bagi yang beramal..

Yang mana kebaikannya akan kembali pada seluruh bangsa, yang telah ia

manfaatkan kabaikannya dan hidup di lingkungan mereka.

Hanya saja disana ada satu perkara, yaitu..

Sesungguhnya suatu bangsa tidak bertindak kecuali mereka yakin

Dengan sepenuh keyakinan, bahwa amal mereka harus berbuah.

Seandainnya mereka melihat suatu kesamaan dalam suksesnya suatu amal,

Sekalipun lebih lemah dari pada sarang laba-laba

Maka mereka akan mundur tidak berani maju dan

Memakai angan-angan sebagai senjata mereka,

hal itu bukanlah orang-orang yang teguh hatinya dan

bukan moral orang yang beramal.

Tidak ada pendorong terhadap kemunduran suatu bangsa,

Melainkan lemahnya HARAPAN di dalam jiwa mereka,

Itu adalah merupakan penyakit diantara penyakit jiwa yang harus di obati

Dengan mematikan sifat putus asa.

Sesungguhnya putus asa adalah penyakit sosial dan

Kuman kemakmuran yang mewabah.

Kehilangan HARAPAN adalah penyakit yang menjalar di dalam tubuh masyarakat kita

Karna itu kita melihat betapa sedikit orang-orang yang beramal dan bahagia di dalam hidup

Mereka.

Mereka benar-benar dirundungi kekesalan

dan celakanya hidup mereka diliputi bencana.

Kalau mereka mau berfikir, maka mereka akan mencampakkan moral yang rendah ini,

Mencari pegangan dengan pegangan HARAPAN

Dan mereka akan maju beramal seperti majunya orang-orang yang keras, yaitu..

Orang-orang yang berpendapat bahwa di dalam putus asa terdapat penyakit

Dan di dalam HARAPAN terdapat obat.

Sesungguhnya disana ada suatu kaum, yang semangatnya tidak dikendorkan oleh jauhnya

Tujuan Yang mereka tuju.

Antara mereka dan yang diharapkan, tidak ada suatu penghalang yang menghalanginya

Dan membentur cita-cita mereka,

Bahkan mereka akan membela seperti pembelaan keputusan yang ditetapkan

Dan mereka akan maju bagaikan majunya air bah yang terlepas,

Mereka tidak akan dipalingkan oleh sesuatu yang bisa memalingkan dari cita-cita meraka

Dan tidak akan dibelokkan oleh sesuatu yang bisa membelokkan Cita-cita mereka

Mereka itulah kaum sejati dan beserta mereka bangsa akan hidup.

Mereka benar-benar yakin yang tidak tercampur oleh keragu-raguan….

Dan tidak tercampur oleh kebimbangan…

Bahwa hidup yang disertai PUTUS ASA adalah kematian,

Dan mereka berkata” Alangkah sempitnya kehidupan ini jikalau tidak ada luasnya cita-cita”.

Wahai generasi bangsa (pemuda)..!!

Jadikanlah harapan sebagai pakaian dalam mu

Cita-cita sebagai pakaian luar mu

Dan Biarkan rintangan orang-orang yang merintangi..

Olehnya memalingkan orang-orang yang memalingkan..

Olehnya membelokkan orang-orang yang membelokkan.

Jadilah kalian orang-oarang yang berharap, bercita-cita, berusaha serta beramal

Allah akan menolong kalian.

‘IDZHOTU ANNAASY IIN

(Syekh mustofa al gholayn)

Alih bahasa

M.Anton NurHadi

Kamis, 04 Juni 2009

perjalanan ADA

Ada...saat kita Ada adalah kebahagiaan,
Ada...saat kita tidak ada adalah kekosongan,
Ada tidak Ada...saat kita Ada adalah penyesalan,
kenapa kita merasa kehilangan dan berarti ketika
kahampaan telah datang...

Ada dan tiada merupakan perjalanan...
Ada dan Ada merupakan harapan........

Perkembangan sastra Arab dalam genre prosa

Istilah adab saat ini banyak digunakan dengan makna sastra, seperti istilah كلية الأدب ( Fakultas Sastra ), تاريخ الأدب العربي (Sejarah Kesusastraan Arab), النقد الأدبي ( Kritik Sastra ), dan الأدب المقارن (Sastra Perbandingan). Adab merupakan suatu bentuk ekspresi kehidupan melalui sarana bahasa. Karena itu, mempelajari adab juga erat hubungannya dengan mempelajari kebudayaan dan lingkungan yang melingkupinya. Adab juga bisa dikatakan sebagai sebuah bentuk seni, sebagaimana seni musik atau seni rupa, hanya saja ia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

Sejarah kesusastraan Arab terdiri dari beberapa periode, yaitu zaman jahiliyyah (pra-Islam), zaman permulaan Islam, zaman Bani Umayyah, zaman Bani Abbasiyah (berakhir bersamaan dengan keruntuhan Baghdad akibat serangan Mongol), zaman pertengahan / zaman kemunduran, dan zaman modern (sejak abad ke-13 H).

Secara garis besar, karya adab dibedakan atas dua genre ( النوع ), yaitu puisi (الشعر) dan prosa ( النثر ). Secara kategoris, puisi bisa dibedakan atas puisi perasaan (الشعر الغنائي أوالوجداني ), puisi cerita (الشعر القصصي أو الملحمي), puisi perumpamaan (الشعر التمثيلي ), dan puisi pengajaran ( الشعر التعليمي ). Prosa bisa dibedakan atas prosa tertulis dan prosa tak tertulis.

Prosa tertulis meliputi prosa naratif (القصة) dan prosa non naratif (المقال). Prosa naratif meliputi biografi (الرواية), kisah (القصة) , cerita pendek (الأقصوصة = القصة القصيرة), dan novel. Adapun prosa non naratif bisa dibedakan atas prosa subyektif (argumentasi/persuasi) (المقال الذاتي) dan prosa obyektif (deskripsi/eksposisi) (المقال الموضوعي). Prosa tak tertulis meliputi pidato (الخطابة), ceramah (baik ceramah audiovisual (المحاضرة) maupun ceramah auditorial (الحديث الاذاعي), dan drama (المسرحية). Drama sendiri dibedakan atas drama komedi (الملهاة) dan drama nonkomedi (المأساة). Diantara berbagai genre adab diatas, novel dan drama merupakan genre yang tidak asli Arab, akan tetapi datang dari Eropa. (supriyadie | Juni 1, 2008)

pada awalnya, prosa dalam khazanah sastra Arab berbeda secara terminologis dengan apa yang di kenal dalam sastra modern seperti yang di kemukakan Abrams. prosa dalam sastra Arab awal, lebih sesuai bila di artikan sebagai seni Retorika, mulai dari bentuk tulisan formal Administratif perkantoran(kitabah) hingga seni orasi (khitaabah). seni khitabah tidak seberuntung dengan seni kitabah karna ia berbentuk literacy (keberaksaraan) sementara penduduk Arab adalah masyarakat yang lebih yang mengutamakan kelisanan dan penghafalan. seni kitabah( tulis) baru di katakan sebuah seni pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik, penguasa Dinasti Umayyah. prosa mengalami perkembangan dan kemajuan yang berarti pada pemerintahan Bani Abbasiyah, walau pada awalnya masih berbentuk prosa ilmiah yang prosais atau seni Retorika yang tertulis.

Prosa Arab terus menapaki kesempurnaan, setelah muncul Al-maqomat yang berakar dari budaya Asli. Al-maqomat didefinisikan sebagai perumpamaan aktual tentang kehidupan yang di kemukakan dalam sebuah forum, Berbentuk cerita pendek dengan seorang tokoh cerita. keunggulan Al-maqomat ini terletak pada keindahan bahasa yang di gunakan.

persinggungan sastra Arab, khususnya Prosa mengalami masa berpengaruh pada saat masuknya kekuatan asing ke negara-negara Arab. pengaruh perancis lebih dahulu masuk ke mesir, tetapi pengaruh prosa dan drama di mulai dari libanon oleh Salim Bustani kemudian di segarkan di mesir. Ahmad Saqr, menyebutkan terdapat empat fase pertumbuhanProsa Arab Modern:

1. Paruh Pertama Abad 19, disebut fase taklid(tradisional) merupakan lanjutan dari dua masa sebelumnya, yaitiu Mamluki dan Usmani. ciri prosa fase ini adalah bertema sempit, ide dangkal, imajinasi kering, gaya bahasa lemah, dan didominasi oleh bahas artifisial.

2. Pruh Kedua abad 19 di sebut fase transisi. prosa mulai menyentuh tema-tema baru, seperti sosial dan polilit. ide mulai mendapat perhtian, penulis bebas dari artifisialisme, meski masih ada di dominasi oleh musikalitas, seperti katya muwalihi berjudul Hdis isa.

3. Abad ke 20 disebut fase perkembangan, dalam fase ini genre ptosa memiliki banyak genre seperti khitobah, risalah, maqalah, kissah, uqsussah, dan drama.padav fase ini ide-ide di perbaharui, dikreasikan, dan di perdalam. adanya perubahan prosa yang sangat berarti ini merupakan faktor dari perkembangan sastra modern.(muhammad Walidin, M.Hum).



Perkembangan Genre puisi Arab dalam kesusastraan

Sastra Arab merupakan sastra kawasan Asia barat yang telah berumur ribuan tahun, berdampingan secara komplementer dengan sastra kawasan lain, dan secara meyakinkan menjadi anggota sastra dunia. hal tersebut dapat di buktikan dengan adanya penghargaan Nobel bidang sastra yang diterima oleh" NAJIB MAHFU" pada tahun 1988, ia hadir sebagai ekspresi masyarakat Arab tentang kehidupan yang diungkapkan dengan nilai estetika yang dominan. dalam dunia sastra, sastra di bagi menjadi beberapa kelompok menurut jenis sastra tersebut atau lebih tepatnya di sebut dengan "Genre".

istilah Genre sering di gunakan sebagai pengertian dari jenis, macam ataupun bentuk. istilah Genre ini berasal dari perancis yang merupakan pengembangan dari istilah latin" Ganus" yang berarti jenis, macam, atau ragam. Genre itu sendiri terbagi menjadi tiga macam (muhammad walidin, M. Hum):

1. Genre puitik atau lirik
Dalam Genra ini narator berbicara dengan sudut pandang orang pertama.

2. Genre Apik atau Naratif
Dalam Genre ini narator berbicara dengan suara sendiri tetapi memungkinkan tooh-tokoh lain berbicara dalam suara mereka sendiri.

3. Genre Drama
Dalam Genre yang ke tiga ini para tokohnya melakonkan kata-katanya.

Berawal dari pengertian dan pembagian Genre sastra yang telah penulis tuturkan, bahwa yang di maksud dengan Genre puitik atau Lirik adalah puisi, Genre naratif adalah prosa, dan Gendre drama adalah yang sudah kita kenal pada saat ini. Dari pembagian genre yang sudah ditertera di atas, penulis akan memaparkan salah satu dari ke tiga pembagian tersebut yaitu tentang pertumbuhan dan perkembangan genre puisi arab.

Puisi Arab atau yang lebih di kenal dengan "SYAIR" memiliki arti susunan kata berdasarkan timbangan kata berupa struktur satuan bunyi dan memiliki rima yang sama(Al-kalama Al-mauzun Al- muqoffa). apapun defenisinya, pada dasarnya puisi selalu terbentuk dari unsur-unsur formal bunyi, diksi, majas, rep[etisi,rima, nada dan topografi. Taufik A. Dardiri menyebutkan bahwa" Tradisi kesusastraan Arab yang tertua dan tokoh adalah tradisi Puisi, yang mampu membentuk sistem konvensi yang begitu kuat.

Konvensi puisi Arab lama yang di maksud adalah meliputi: 'Adad al-bait(jumlah bait) Aqsam al-bait(bagian bait) Al- aruf: al- wahdah al-swautiyah (kesatuan bunyi) Al-taf' iah( sruktur pengulangan) dalam penggalan bait kesatuan bunyi dalam penggalan bait. kondisi semacam ini dapat di pahami karna secara internal sistim bahasanya sendiri mendukung. bentuk tata bahasa Arab dalam pola konjogasinya mempunyai keteraturan yang tinggi dan struktur bahasa Arab juga mempunyai tingkat kebekuan yang tinggi pula.

Dalam dunia sastra Arab, juga pernah mengalami pergeseran dan pasang surut kemunduran selama 5 abad di sebabkan banyak faktor, antara lain karna unsur stilistika yang lemah, makna yang dangkal dan regeditas dalam penerapan al-muhassinat al- badi'ah. masa pasang surut ini di akhiri dengan datangnya Era kebangkitan yang di tandai dengan pengiriman Duta budaya ke Eropa, yang di ikuti dengan pendirian percetaan, pembangunan sekolah-sekolah penerbitan koran dan majalah. Zainal Abidin membagi perkembangan genre puisi Arab menjadi 2 fase:
1. Fase pertama
Perkembangan puisi masih meneruskan tradisi masa usmani, akan tetapi fenomena-fenomena kebangkitan sudah tampak sedikit dalam perluasan tema, cara deskrips dan penggunaan bahasa sebagai contoh puisi ISMAIL AL-KHASYAB(w.1834 m)

2. Fase kedua
Fase ini di mulai pada pertengahan abad ke- 19 yang dipelopori oleh Mahmud Samy Al-barudy dan Ahmad Syauqi dengan alirannya yang terkenal; NEOKLASIK . fenomena kemunculan faham ini sebagai gerakan Arab memiliki peranan penting dalam sejarah Arab moden.

Dalam perkembangan puisi pada fase ke 2 ini, terjadilh perdebatan antara satu aliran sastrawan yang mempertahankan genre puisi klasik dan aliran sastrawan yang mempertahankan puisi modern. walaupun dalam reaksi yang berbeda, semua usaha sastrawan tidak lain merupakan wujud kebangkitan kesadaran nasionalis dan kebutuhan terhadap peradaban yang lebih maju.(Muhammad Walidin, M.Hum)

BAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA SASTRA

Dalam kehidupan bernegara, bermasyarakat bahasa merupakan alat komunikasai yang mempunyai peranan yang amat penting sehingga dapat menimbulkan interaksi antar satu anggota dengan anggota yang lain. Bahasa adalah merupakan penemuan manusia yang paling unggul dan alat yang paling penting untuk membangun kebudayaan yang bersifat kemanusiaan. manfaat paling besar dari bahasa adalah sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, ide dan maksud kita.(verhar,linguistik)

sedangkan untuk pengrtian Bahasa Arab (اللغة العربية al-lughah al-‘Arabīyyah) itu sendiri, atau secara mudahnya Arab (عربي ‘Arabī), adalah sebuah bahasa Semitik yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab saudi. Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa semitik. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa ibrani dan bahasa aram. Bahasa Arab Modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa-bahasa ini dituturkan di seluruh dunia arab, sedangkan Bahasa Arab baku diketahui di seluruh dunia islam.

Bahasa Arab Modern berasal dari Bahasa Arab klasik yang telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa liturgi sejak lebih kurang islamabad ke-6. sedangkan abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri.Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematik dan filsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kata darinya.

dalam pergeseran masa, bahasa arab mengalami perkembangan dan kemajuan yang amat signifikan khususnya dalam bidang sastra separti : prosa, syair dan puisi. sastra merupakan sebuah ungkapan jiwa seorang tentang kehidupan ini, tentang dunia ini, banyak sastrawan-satrawan yang lahir di Arab dan kemudian menjadi aicon bagi orang-orang barat. sebut saja ibnu Rumi, Al-Buhtury, Najieb Al-khaelany, Najieb Mahfud, dan Jibran khalil jibran yang karya-karyanya sangat mengakumkan sehingga mendapat sambutan dari masyarakat dunia khususnya dalam bidang sastra.

Menyebarnya Bahasa Arab sebagai sastra sangat erat kaitannya dengan bersinarnya islam secara luas ke berbagai belahan dunia terutama pada abad ke 7 hijriah, hal ini dikarenakan ia adalah bahasa Al-Qur’an yang mulia. Bahasa yang indah ini menyebar ke berbagai penjuru timur dan barat, sehingga sebagian besar peradaban dunia pada masa itu sangat terwarnai oleh peradaban Islam. Mereka yang berperan mengembangkan sastra arab pada masa kejayaan islam berasal dari berbagai suku bangsa, diantara mereka berasal dari Jazirah Arab, Mesir, Romawi, Armenia, Barbar, Andalusia dan sebagainya, walau berbeda bangsa namun mereka semua bersatu diatas Islam dan Bahasa Arab, mereka berbicara dan menulis karya sastra serta berbagai kajian keilmuan lainnya dengan Bahasa Arab .

Dan tidaklah Allah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran melainkan karena ia adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.”(Yusuf : 2). Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman, “Dan sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Pencipta Semesta Alam , dia dibawa turun oleh Ar ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas“(Asy Syu’ara:192-195).

Allah juga berfirman “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. (Ihcan Mufti.wordpress.com)

tidak bisa dipungkiri seiring dengan perkembangan zaman, Sastra Arab mengalami kemunduran dan kevakuman. Namun sampai saat ini sastra Arab masih melekat didalam hari para pemuda, walau sastra arab tidak Seperti pada masa-masa kejayaan islam, keindahan dan makna yang terkandung di dalamnya masih sama seperti dulu. Perubahan adalah merupakan suatu keharusan, perbedaan adalah suatu keindahan, bagaimana kita menyikapi itu semua sehingga menjadi seiring dan dinamis.