Senin, 08 April 2013

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM QURAN HADIST
MADRASAH TSANAWIYAH
    Standar Kompetensi Lulusan untuk mata pelajaran Quran Hadits jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut:
Memahami dan mencintai al-Qur'an dan hadis sebagai pedoman hidup umat Islam.
Meningkatkan pemahaman al-Qur'an, al-Faatihah, dan surat pendek pilihan melalui upaya penerapan cara membacanya, menangkap maknanya, memahami kandungan isinya, dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan.
Menghafal dan memahami makna hadis-hadis yang terkait dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
SK diatas merupakan hal dan cara yang sangat baik untuk pendidikan anak didik di Madrasah Tsanawiyah, yaitu dengan Memberikan pemahaman, pembelajaran, serta hafalan bagi anak didik tentang  alquran dan hadits. Sehingga di harapkan anak didik dapat memahami dan mencintai alquran dan hadits sebagai pedomana hidup mereka yang harus dipegang teguh dimanapun dan kapanpun mereka berada.
Diusia anak didik yang masih belia memungkinkan mereka untuk lebih cepat meresap, menghafal, dan mengingat tentang apa yang telah diajarkan alquran dan hadits yang mereka dapat di sekolahan mereka masing-masing. Sehingga anak didik dapat memahami dan mengamalkan dalam kehidupan mereka sesuai dengan tuntunan dan anjuran dari alquran dan hadits. Dan diharapkan mereka dapat terhindar dari pergaulan yang pada saat-saat ini semakin bebas dan tanpa aturan.
Dengan adanya SK ini, secara tidak langsung memberikan perintah, pemahaman, dan pengertian kepada anak didik bahwa alquran dan hadist adalah merupakan tuntunan hidup, aturan hidup, serta sarana ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan menanamkan pada diri anak didik bahwa alquran dan hadist lebih penting dari pada Koran, televise, game yang selama ini hal tersebut lebih akrab di telinga mereka.
Sebagai tambahan dan masukan, sabaiknya untuk lebih memahami alquran anak didik diharuskan menghafal setiap ayat yang berhubungan dengan mata pelajaran di Quran dan Hadist. Kemudian ditunjang dengan hafalan hadist, sehingga pemahaman anak didik lebih mendalam.
STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM QURAN HADIST
MADRASAH TSANAWIYAH

Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Al-Qur'an-hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur mata pelajaran agama islam. Pembelajaran al-Qur'an-hadis, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara garis besar Standar Kompetensi (Sk) Dan Kompetensi Dasar (Kd) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Quran Hadist Madrasah Tsanawiyah telah mengalami kemjaun dan perubahan yang sangat signifikan. Anak didik dituntut untuk bisa membaca, memahami, menghafal, dan menerapkan nilai-nilai ajaran islam yang terkandung dalam alquran dan hadist baik dalam lingkungan akademik maupun sosial masyarakat. Dengan demikian diharapkan anak didik menjadi insan yang dapat berpegang teguh dan menjadikan alquran dan hadist sebagai pedoman mereka dalam kehidupan sehari-hari.




RUANG LINGKUP DAN TUJUAN MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AL-QUR`AN HADIST
   MADRASAH TSANAWIYAH
RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Tsanawiyah meliputi:
Membaca dan menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid.
Hal ini sangat baik dan bagus untuk pengetahuan anak didik, selain mereka dapat memahami dan menghafal anak didik juga dapat pengetahuan tentang ilmu tajwid. Diharapkan anak didik dapat mengetahui letak kesalahan mereka dan panjang pendek bacaan ketika mereka membaca al-qur`an-hadits.
Menerjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat, dan hadis dalam memperkaya khazanah intelektual.
Ketika anak didik menghafal dan memahami suatu ayat atau hadits, akan sangat membantu ketika adanya tafsiran dari ayat/hadits tersebut terlebih lagi jika disertakan dengan asbabun nuzul dan asbabul wurud dari ayat/ hadist tersebut. sehingga mereka dapat memahami lebih mendalam tentang hal tersebut. Dan menjauhkan anak didik dari prasangka dan penafsiran buta terhadap ayat/ hadist.
Menerapkan isi kandungan ayat/hadis yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini merupakan hal yang sangat penting dan harus dilaksanakan, karena inti dari pembelajaran, pemahaman, dan hafalan al-quran-hadits adalah penerapan isi kandungan ayat/hadis yang merupakan pegangan dan pedoman anak didik dalam kehidupan mereka sehari-hari.
TUJUAN
Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis MTs ini merupakan kelanjutan dan kesinambungan dengan mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis pada jenjang MI dan MA, terutama pada penekanan kemampuan membaca al-Qur'an-hadis, pemahaman surat-surat pendek, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Adapun tujuan mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis adalah:
Meningkatkan kecintaan siswa terhadap al-Qur'an dan hadis.
Pada era demokrasi kemajuan teknologi dari hari kehari semakin tidak dapat di bendung, kebudayaan serta tradisi yang semakin lama semakin terkikis waktu. Begitu pula dengan kecintaan anak didik terhadap alquran-hadits hanya dijadikan sebagai pajangan dan tontonan. Lebih mementingkan komputer, game, koran dan pergaulan bebas yang menjadi kebanggaan anak bangsa.  Dengan adanya pendidikan pembelajaran dan pemahaman Al-Qur'an-Hadis melalui sekolah-sekolah diharapkan dapat meningkatkan kecintaan siswa terhadap al-Qur'an dan hadist dan menjadikannya sebagai pedoman dan pegangan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Serta menjadi insan yang beriman dan bertakwa.
Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur'an dan hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan.
Membekali siswa dengan dalil-dalil al-Qur'an dan hadis adalah merupakan hal yang sangat penting. Terlebih disertai dengan asbabun nuzul dan asbabul wurud dari keduanya. Agar anak didik tidak bingung dan rancu dalam memahami al-quran dan hadist yang menjadi pedoman dalam kehidupan mereka. Namun, sebagai masukan diharapkan dan diharuskan al-quran dan hadist yang diajarkan harus sesuai tingkatan anak didik dan untuk hadist harus jauh dari perdebatan tentang sahih atau tidaknya.
Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih salat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca.
Hal ini merupakan langkah yang baik, efektif, dan efisien. Pembelajaran terhadap alquran yang secara tidak langsung menerapkan ilmu tajwid dapat membantu anak didik untuk memperlancar bacaannya, terlebih-lebih lagi pada bacaan shalat. Sehingga terhindar dari kesalahan dan menjadikan anak didik lebih mudah untuk memahami dan mempelajari tentang shalat. 





STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM QURAN HADIST
         MADRASAH ALIYAH

    Pada tingkat Madrasah Aliyah, pendidikan mata pelajaran quraan hadist berkembang dan maju sesuai dengan tingkat usia anak didik. Ketika di Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah pendidikan Al-Quran Hadits mempelajari tentang dasar-dasar al-quran dan hadist, yaitu membaca, memahami, dan menghafal. Kemudian pada jenjang Madrasah Aliyah, pendidikan mata pelajaran Al-Quran-Hadits mempelajari tentang isi pokok Al-quran, fungsi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bukti kemurniannya, pembagian hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya, dan fungsi hadits terhadap alquran.
    Sesuai dengan usia dan perkembangan anak didik Madrasah Aliyah, maka materi Al-Quran-Hadits yang diterapkan dan ditetapkan oleh Depag sudah sesuai dan sangat baik bagi pengetahuan dan wawasan mereka sebagai pendalaman ajaran islam dan pegangan bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga anak didik tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak diinginkan.
    Dengan usia-usia anak didik yang labil, mudah emosi, dan semangat yang bergelora akan mudah bagi anak didik terjerumus kedalam hal-hal yang negatif. Dengan adanya pembelajaran Al-Quran-Hadits diharapkan dapat membantu anak didik dalam mengontrol dan menjaga mereka dimanapun mereka berada. Menambah wawasan dan pengetahuan meraka tentang pentingnya tanggung jawab, tentang pentingnya menuntut ilmu, domokrasi, serta pngetahuan teknologi.
Menurut saya, SKL yang telah ditetapkan oleh Depag sudah tepat dan sesuai dengan tuntutan zaman. Dan diharapkan setelah anak didik selesai dari jenjang pendidikan Madrasah Aliyah, mereka memiliki wawasan dan pengetahuan tentang Al-Qur`an-Hadits serta mengamalkankannya dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi insan yang imtaq dan imteq bagi agama, nusa, dan bangsa. Adapun StandarKompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Quran Hadist Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut:


“Memahami isi pokok al-Qur’an, fungsi, dan bukti-bukti kemurniannya, istilah-istilah hadis, fungsi hadis terhadap al-Qur'an, pembagian hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitasnya, serta memahami dan mengamalkan ayat-ayat al-Qur'an dan hadis tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”.

STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM QURAN HADIST
MADRASAH ALIYAH
    Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk mata pelajaran Al-Quran Hadist tingkat Aliyah sudah sangat baik dan relevan terhadap perkembangan usia anak didik. Dengan adanya SK dan KD ini, anak didik terbantu dan tidak bingung terhadap materi ajar sehingga tidak melebar pembahasannya kearah yang lain.
    Anak didik dapat mempelajari dan memahami Al-Quran Hadist secara mendalam dan menjadikannya pedoman dalam kehidupannya sehari-hari. Kemudian anak didik dapat mengetahui tentang tokoh-tokoh para ahli Al-Quran Hadist baik itu dari mufassirin ataupun dari muhaddisin tentang pendapat dan wawasan mereka. Sehingga bida dijadikan kudwah dalam kehidupan meraka, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Di antara Standar Kompetensi (Sk) Dan Kompetensi Dasar (Kd) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Quran Hadist Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut:

STANDAR KOMPETENSI    KOMPETENSI DASAR      
Memahami pengertian al-Qur'an dan bukti keotentikannya
    Menjelaskan pengertian al-Qur'an menurut para ahli
Membuktikan keotentikan al-Qur'an ditinjau dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatannya, dan sejarahnya.
Menunjukkan prilaku orang yang meyakini kebenaran al-Qur'an
   




RUANG LINGKUP DAN TUJUAN MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AL-QUR`AN HADIST
   MADRASAH ALIYAH
Tujuan

Upaya peningkatan pembelajaran al-Qur'an dan al-Hadis terus dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian al-Qur'an dan al-Hadis terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perspektif al-Qur'an dan al-Hadis sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat. Adapun tujuan pembelajaran Al-Qur'an-Hadis adalah:
Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap al-Qur'an dan hadis
Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur'an dan hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan
Meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan al-Qur'an dan hadis yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang al-Qur'an dan hadis.
 Secara substansial, mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur'an-hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
    Diharapkan anak didik dapat mempergunakan apa yang telah mereka peroleh dan memperaktekkannya dalam kehidupan sehari-hari yang dilandasi dengan kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi. Tidak menjadikan alquran dan hadist sebagai pajangan namun menjadi pedoman dan bacaan setiap hari sehingga menjadikan pribadi yang kuat dan bertindak sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Hadist.


Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Al-Qur`An Hadist dapat dibagi dalam  dua pembahasan, yaitu:
Dasar-dasar ilmu al-Qur'an dan al-Hadis
Tema-tema yang ditinjau dari perspektif al-Qur'an dan al-hadis
Dasar-dasar ilmu al-Qur'an dan al-Hadist sangat penting dan perlu untuk dipelajari oleh anak didik, sehingga wawasan dan pengetahuan mereka semakin berkembang dan bertambah. Pengetahuan yang memberikan pengertian bahwa Al-Quran dan hadits bukan hanya sebuah lembaran-lembaran kertas yang tidak bermakna namun lembaran-lembaran yang memiliki petuah dan petunjuk yang harus mereka ikuti dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan ketika anak didik telah mempelajari dasar-dasar al-Qur'an dan al-Hadist mereka dapat faham tentang pengertian hadis, sunnah, khabar, atsar dan hadis qudsi, mengetahui bukti keotentikan al-Qur'an, isi pokok ajaran al-Qur'an dan pemahaman kandungan ayat-ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur'an sehingga rasa cinta dan kesukaan mereka terus bertambah terhadap Al-Quran dan hadits.
Kemudian anak didik juga diajarkan tentang kedudukan manusia adalah sebagai khalifah di bumi, mengajarkan tentang keikhlasan dalam beribadah, dan perintah untuk selalau menjaga lingkungan hidup. Dengan harapan anak didik dapat mengetahui bahwa manusia adalah sebagai pemimpin di bumi yang harus selalu menjaga kelestarian alam baik itu hayati ataupun non hayati. Sehingga alam terjaga dari pengrusakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

   









PERBANDINGAN
ANTARA MATA PELAJARAN AGAMA AL-QUR`AN HADIST DI MADRASAH TSANAWIYAH DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Dari segi alokasi waktu pembelajaran Al-Quran Hadist lebih banyak di Madrasah Tsanawiyah dari pada di Sekolah Menengah Pertama.
Lebih mudah menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai keagamaan Al-Quran Hadist di MTs dari pada di SMP dikarenakan lingkungan pergaulan anak didik di MTs mayoritas adalah agamis dan mendapat perhatian dari sekolah yang berlandaskan agama islam. Sedangkan di lingkungan SMP mayoritas anak didiknya adalah umum dan dari pihak sekolah tidak terlalu menekankan dan memperhatikan tentang kemajuan anak didik dalam bidang agama.
Materi yang disampaikan di MTs lebih banyak dan lengkap dari pada di SMP.







PERBANDINGAN
ANTARA MATA PELAJARAN AGAMA AL-QUR`AN HADIST DI MADRASAH ALIYAH DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Dari segi alokasi waktu pembelajaran Al-Quran Hadist lebih banyak di Madrasah Tsanawiyah Aliyah dari pada di Sekolah Menengah Awal.
Lebih mudah menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai keagamaan Al-Quran Hadist di MA dari pada di SMA dikarenakan lingkungan pergaulan anak didik di MA mayoritas adalah agamis dan mendapat perhatian dari sekolah yang berlandaskan agama islam. Sedangkan di lingkungan SMA mayoritas anak didiknya adalah umum dan dari pihak sekolah tidak terlalu menekankan dan memperhatikan tentang kemajuan anak didik dalam bidang agama.
3,.  Materi yang disampaikan di MA lebih banyak dan lengkap dari pada di SMA.

Minggu, 06 Januari 2013

Kata Pengantar


KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrahiim,
Al-ḥamdulillāhirabbil-‘ālamīn, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya Guru Madrasah Diniyah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam Di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan Desa Klepu” dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita pada dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan yang kita harapkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi sehingga dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Semoga Allah SWT senantiasa membersamai langkah mereka dengan kebaikan dan keberkahan.
            Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

                                                                        Surakarta, 07 Januari 2013
 Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………..i
Daftar Isi…………………………………………………………………………..ii
Daftar Tabel...............................................................................................................
Daftar Lampiran.........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B.     Identifikasi Masalah...............................................................................7
C.     Pembatasan Masalah..............................................................................7
D.    Rumusan Masalah..................................................................................7
E.     Tujuan Penelitian...................................................................................8
F.      Manfaat Penelitian.................................................................................9
G.    Defenisi Operasional..............................................................................9
H.    Sistematika Pembahasan......................................................................11
BAB II LANDASAN TEORI
A.    Kajian Teori.........................................................................................13
B.     Kerangka Berfikir....................................................................................


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.    Metode Penelitian..................................................................................
1.      Pendekatan.........................................................................................
2.      Jenis Penelitian...................................................................................
B.     Setting Penelitian....................................................................................
C.     Subyek dan Informan Penelitian..........................................................
D.    Teknik Pengumpulan Data...................................................................
1.      Metode Observasi atau pengamatan...................................................
2.      Metode wawancara.............................................................................
3.      Metode Dokumentasi.........................................................................
E.     Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.    Fakta Temuan.......................................................................................
1.      Lokasi Penelitian Secara Umum........................................................
2.      Setting Penelitian...............................................................................
B.     Deskripsi Hasil Penelitian.....................................................................
C.    Interfrestasi Hasil Penelitian.................................................................
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................................
B.     Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAK

BAB I


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan di dunia. Adapun pendidikan agama islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan yang dilakukan pendidik dalam rangka membantu menyiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah di tentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, agar mereka mempunyai ilmu pengetahuan tentang agama dan hidup sesuai dengan ajaran islam.[1] Hal ini sesuai dengan pendapat Ramayulis yang menyatakan bahwa:
“Pendidikan Agama Islam adalah merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-quran, dan al-hadits, melalui kegiatan bimbingan, mengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman”.[2]

Pendidikan Agama Islam merupakan core (inti), sehingga bahan-bahan kajian yang termuat dalam pendidikan umum yang disertai dengan mengembangkan IQ, EQ, CQ, dan SQ, juga harus dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai islam (PAI). Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam bukan sekedar berfungsi sebagai upaya pelestarian ajaran dan nilai-nilai agama islam, tetapi juga berfungsi untuk mendorong pengembangan kecerdasan dan kreativitas peserta didik, serta pengembangan tenaga yang produktif, inovatif yang memiliki jiwa pesaing, sabar, rendah hati, menjaga harga diri (self-esteem), berempati, mampu mengendalikan diri dan nafsu (self-control), beraklak mulia, bersikap amanah dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankannya.
Selain itu pendidikan agama islam diharapkan tidak hanya mengajarkan tentang ibadah, tapi juga mampu membangun moral anak siswa. Oleh karena itu sistem pendidikan islam haruslah senantiasa mengorientiasikan diri untuk selalu mampu menanamkan nilai-nilai ajaran agama islam terhadap anak didik, lebih-lebih mampu untuk menjawab kebutuhan dan tantangan yang muncul di masyarakat sesuai dengan perubahan dan perkembangan zaman.
Pada hakekatnya tujuan pendidikan islam adalah untuk membentuk individu-individu menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas.[3] Hal tersebut sesuai dengan visi pendidikan nasional yaitu mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terkait dengan visi pendidikan nasional tersebut, reformasi pendidikan diantaranya mengenai pergeseran paradigma proses pendidikan, dari paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran. Paradigma pengajaran yang lebih menitikberatkan peran pendidik dalam menstranformasikan pengetahuan terhadap peserta didiknya bergeser pada paradigma pembelajaran yang memberikan peran lebih banyak kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya dalam rangka membentuk manusia yang memiliki kekuatan spritual keagamaan, berkhlaq mulia, berkepribadian, memiliki kecerdasan, memiliki estetika, sehat jasmani dan rohani, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.[4]
Menyangkut fungsinya, pendidikan agama islam jelas memiliki peranan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, baik dalam penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam hal pembentukan karakter, sikap, moral, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama islam. Singkatnya pendidikan agama islam  secara ideal berfungsi membina dan menyiapkan anak didik yang cerdas, trampil, takwa, berilmu tinggi, berwawasan luas, menguasai teknologi, beriman, berakhlak mulia, dan beramal saleh.[5]
Menuju pendidikan Islam pertama adalah niscaya bahwa kehadiran lembaga pendidikan Islam yang berkualitas dalam berbagai jenis dan jenjang pendidikan itu sesungguhnya sangat diharapkan oleh berbagai pihak, terutama umat Islam. Bahkan kini terasa sebagai kebutuhan yang sangat mendesak terutama bagi kalangan muslim kelas menengah ke atas yang secara kuantitatif terus meningkat belakangan ini. Fenomena sosial yang sangat menarik ini mestinya bisa dijadikan tema sentral kalangan pengelola lembaga pendidikan Islam melakukan pembaharuan dan pengembangan.
Pendidikan agama Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk paedagogis, manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta pendukung dan pemegang kebudayaan.[6]
Salah satu pesan dalam pendidikan agama Islam adalah menjadikan pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran yang dapat memacu siswa rajin dan pintar serta kreatif dan inovatif.[7] Karena dalam logika al-Quran manusia memiliki segala kelebihan yang potensial dan mereka harus mengarahkan diri mereka sendiri untuk menerapkan kecenderungan- kecenderungan baik itu dalam perintis tindakan.[8]
Untuk menciptakan peserta didik yang kompetitif dan memiliki potensial yang lebih maju dalam bidang pendidikan agama islam, diperlukan adanya sebuah proses kerja sama dari pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga proses belajar mengajar tersebut dapat tersampaikan dengan baik. Adanya Kegagalan dan kesuksesan dalam menanamkan nilai-nilai agama islam dalam pribadi peserta didik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah dari faktor lingkungan tempat asal siswa. Lingkungan tempat tinggal siswa juga mempengaruhi penyerapan hasil dari pembelajaran siswa yang telah ia peroleh dari  sekolah. Siswa yang bukan dari lingkungan pesantren atau akademis, yaitu dari masyarakatnya belum mengenal islam secara dalam serta kurangnya lembaga dan tempat-tempat untuk memperdalam agama islam, seperti pendidikan baca tulis al-quran, Madin, akan memperlambat penyerapan dan penerapan nilai-nilai agama islam dalam diri siswa. Kemudian dari faktor pendidik (guru), dalam penyampaian materi Pendidikan Agama Islam seorang pendidik (guru) dituntut mampu menyampaikan materi terhadap siswa dengan baik, lugas, dan dapat dimengerti sehingga anak didik dapat mudah menerima dan memahami pelajaran tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari ataupun sebaliknya.
Madrasah Diniyah Fathul Qarib adalah merupakan tempat dimana peserta didik belajar dan memperdalam ilmu agama islam dari tingkat TK sampai tingkat SMP. Madrasah Diniyah ini dihadirkan dan diselenggarakan untuk membantu para peserta didik untuk memperdalam dan memahami ajaran agama islam dengan lebih baik. Mayoritas peserta didik berasal dari lembaga pendidikan umum, seperti TK, SD, dan SMP.
Fathul Madrasah Diniyah Qarib dilaksanakan empat kali dalam seminggu dan dimulai di waktu sore hari. Mengingat para peserta didik di pagi hari belajar di lembaga-lembaga umum. Diharapkan dengan hadirnya Madrasah Diniyah Fathul Qarib ini dapat membantu peserta didik untuk memahami dan mengamalkan norma-norma ajaran agama islam secara baik dan benar. Tidak hanya menjadi wacana dan bacaan saja, namun menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
            Bagi setiap orang tua, masyarakat, dan bangsa pemenuhan akan kebutuhan pendidikan menjadi kebutuhan pokok. Pendidikan dijadikan sebagai institusi utama dalam upaya pembentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang diharapkan suatu bangsa. Pada gilirannya pendidikan menjadi taken for granted terkait dengan eksistensi dan kelangsungan hidup (survival) kebudayaan suatu bangsa. Adapun dunia pendidikan pada saat ini khususnya yang ada di sekolah memiliki problem yang begitu komplek dari tahun ke tahun masih banyak murid putus sekolah tinggal kelas, motivasi belajar rendah, dan prestasi tak dapat dibanggakan.[9]
            Oleh karena itu, agar kekurangan dan kelemahan tersebut diatas tidak terjadi dan terulang perlu adanya peninggatan mutu pendidikan agama islam oleh pendidik (guru) di Madrasah Diniyah Fathul Qarib dengan cara mendayagunakan sumber-sumber pendidikan (guru) untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan memahami materi pendidikan agama islam yang ditandai dengan pencapaian nilai akademik yang memuaskan, kemampuan outputnya untuk meneruskan pendidikan ke jenjang selanjutnya dan mampu merealisasikan pendidikan agama islam seoptimal mungkin dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.
           

B.     Identifikaasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahannya yaitu bagaimanakah upaya Guru Madrasah Diniyah dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan Desa Klepu.

C.    Ruang Lingkup Penelitian
Agar pokok permasalahan yang diteliti tidak melebar dari apa yang telah ditentukan semula, maka penelitian ini di fokuskan pada masalah tertentu. Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Ruang lingkup yang sekalian objek penelitian ini adalah di Madrasah Diniyah Fathul Qarib.
2.      Upaya pendidik (guru) dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib.
3.      Faktor pendukung dan penghambat pendidik (guru) dalam upaya peningkatan mutu pendidikan islam.

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dirumuskan adalah sebagai berikut:
1.      Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh pendidik (guru) dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan Desa Klepu?
2.      Bagaimana pelaksanaan program Madrasah Diniyah Fathul Qarib sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan islam?
3.      Apa faktor pendukung dan penghambat pendidik (guru) dalam upaya peningkatan mutu pendidikan islam?

E.     Tujuan Penelitian
Berpijak dari pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini secara umum sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pelaksanaan upaya yang dilakukan oleh pendidik (guru) dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib.
2.      Untuk mengetahui output (hasil) pendidikan yang telah dicapai dari berbagai upaya pendidik (guru) dalam upaya peningkatan mutu pendidikan islam.
3.      Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pendidik (guru) dalam upaya peningkatan mutu pendidikan islam.



F.     Manfaat Penelitian
1.      Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan upaya pendidik (guru) dalam meningkatkan mutu pendidikan islam.
2.      Secara praktis, dapat bermanfaat bagi para pembaca, pengajar, dan para pihak yang terkait dengan lembaga pendidikan pada umumnya serta bagi penulis khususnya agar menyadari betapa pentingnya peran pendidik (guru) dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan islam.
3.      Secara institusional, dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran atau sebagai bahan masukan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan upaya pendidik (guru) meningkatkan mutu pendidikan islam.

G.    Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian dan persepsi dalam memahami beberapa istilah yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini, maka penulis perlu mengemukakan beberapa definisi operasional, antara lain:
1.      Upaya.
Upaya yaitu suatu usaha untuk mencapai maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya.[10]

2.      Madrasah Diniyah.
Kata Madrasah adalah “Isim Makan” yang mempunyai arti tempat belajar. Kata Diniyah berasal dari kata “Dinun” yang mempunyai arti agama. Padanan Madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah lebih dikhususkan lagi sekolah-sekolah agama islam. Jadi Madrasah Diniyah adalah tempat proses belajar mengajar agama islam secara formal yang memiliki kelas dan kurikulum dalam bentuk klasikal.[11]
3.      Mutu Pendidikan Agama Islam
Mutu adalah baik buruknya sesuatu, kualitas, taraf atau drajat (kepandaian, kecerdasan).[12] Secara umum mutu adalah gambaran dan karakteristikmenyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses dan output pendidikan.[13]
Adapun pendidikan agama islam adalah upaya mendidik agama islam atau ajaran islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.[14]
Oleh karena itu, yang dimaksud mutu pendidikan agama islam pada penelitan ini adalah keberhasilan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan memahami materi pendidikan agama Islam yang ditandai dengan pencapaian nilai akademik yang memuaskan, kemampuan outputnya dalam meneruskan pendidikan ke jenjang selanjutnya dan mampu merealisasikan pendidikan agama islam seoptimal mungkin dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

H.    Sistematika Pembahasan
Dalam tulisan ilmiah, unsur yang paling penting adalah bagaimana tulisan ini disusun dengan sistematis dan mempunyai hubungan antara masalah yang di atas dengan di bawahnya. Sistematika penelitian yang akan dideskripsikan dalam skripsi ini terdiri atas lima bab, yaitu:
Bab I berisi pendahuluan di dalamnya dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.
Bab II berisi tentang landasan teori yang berisi tentang kajian teori dan kerangka berfikir.
Bab III berisi tentang metodologi penelitian yang memuat tentang metode penelitian, setting penelitian, subyek dan irforman penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV berisi tentang laporan hasil penelitian yang meliputi fakta temuan yang berisi lokasi penelitian secara umum dan setting penelitian, deskripsi hasil penelitian, dan interverensi hasil penelitian.
Bab V berisi tentang kesimpulan, saran, referensi.














[1] Departement Agama RI Direktoral Jendral Kelembagaan Agama Islam “Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma Baru)” (Jakarta: 2005), Hal. 39.
[2]  Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta, Kalam Mulia, 2010). Hal 21.
[3] M. Djumransjah, Dimensi-Dimensi Filsafat Pendidikan Islam (Malang: Kutub Minar, 2005), Hal. 12.
[4] Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 25 Tentang Standar Pendidikan Nasional.
[5] Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan modernisasi Menuju Milennium Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999. Hal: 57.
[6] Abdul Majid dan Dian Andani, Pendidikan Agama Islam Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 130
[7] Muhaimin, Arah Baru Pendidikan Islam, Pemberdayaan Kurikulum Hingga Refidinasi Islamisasi Pengetahuan (Bandung : Yayasan Nuansa Cendekia, 2003), hal. 185
[8] Rifaat Syauqi Nawawi, dkk, Metodologi Psikologi Islam (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), hal. 15
[9] Syafaruddin Anzizhan, Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta, PT. Grasindo, 2004. Hal. 2.
[10] Lihat M. Dahlan. Y. Al-Barry, Kamus Induk Istilah Ilmiyah, (Surabaya: Target Press, 2003). Hal. 739.
[11] Ibid., Hal. 470
[12] Plus A. Partanto dan M. Dahlan, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), hal. 505.
[13] Umeidi, op.cit.,  hal.25.
[14] Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, t.t), hal. 7-8.