Minggu, 06 Januari 2013

bab IV


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.      Fakta Temuan
1. Lokasi Penelitian Secara Umum
Madrasah Diniyah Fathul Qarib bertempat di Dusun Klepu Krajan, Rt. 02/Rw. 01, Desa Klepu, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

2. Setting Penelitian
Madrasah Diniyah Fathul Qarib Madrasah Diniyah Fathul Qarib ini terletak di Dusun Klepu Krajan, Desa Klepu. Jarak antara Desa Klepu dengan kecamatan Donorojo sekitar 12 km, sedangkan jarak antara Desa klepu dengan kabupaten Pacitan sekitar 35 km.
Madrasah Diniyah Fathul Qarib didirikan oleh K. Zaenuri pada tahun 1994 yang pada saat itu Madrasah Diniyah dibangun dengan sangat sederhana dan hanya memiliki beberapa ruang kelas. Kehadiran Madrasah Diniyah pada saat itu sangat membantu sekali. Mayoritas masyarakat berasal dari kalangan islam abangan yang belum mengerti tentang ajaran agama islam secara mendalam. Diharapkan dengan kehadiran Madrasah Diniyah pada saat itu bisa memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada putra putri mereka dalam hal agama islam, walau pembangunan Madrasah Diniyah masih sangat sederhana.
Sejalan dengan perjalanan waktu, pertumbuhan dan perkembangan Madrasah Diniyah semakin mengalami perkembangan yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya peserta didik dan semakin bertambahnya pengajar yang berkompeten sebagai pilar-pilar untuk memajukan agam islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib.
Pada saat ini, Madrasah Diniyah Fathul Qarib telah memiliki ruang kelas sebanyak tujuh kelas, dari kelas satu sampai dengan kelas enam dengan jumlah murid 93 anak. Untuk kelas satu ruangannya terbagi menjadi dua dan Setiap kelas berisi sekitar 31 anak didik yang berlatar belakang dari pendidikan lembaga umum seperti dari TK, PAUD, SD, dan SMP. Bangunan Madrasah Diniyah ini menghadap ke arah utara dengan bentuk bangunan bertingkat dua yang memiliki ketinggian sekitar 10 m. Bangunan pertama digunakan sebagai tempat penyimpanan alat-alat musik, seperti keyboard, gitar, dram, terbangan, dan sound. Adapun bangunan kedua digunakan sebagai kegiatan belajar mengajar dari kelas dua hingga kelas enam. Sedangkan untuk kelas satu kegiatan belajarnya berada di Mushalla An-nur. Sebagai lembaga pendidikan agama islam, Madrasah Diniyah Fathul Qarib juga tidak lupa membekali peserta didiknya dengan ketrampilan bermain alat-alat musik, seperti gitar, piano, dram, dan terbangan.
Letaknya yang sangat strategis, yaitu terletak pada pertigaan jalan dan berada dekat dengan masjid dan masyarakat sehingga banyak sekali peserta didik baik dari kalangan sekitar Madrasah ataupun desa lain yang mendaftar ke Madrasah Diniyah Fathul Qarib. Kegiatan belajar mengajar di Madrasah Diniyah Fathul Qarib dimulai di waktu sore hari dari pukul 15.00 hingga 16.45. Mengingat para peserta didik di pagi harinya belajar di lembaga-lembaga sekolah umum.  
            Adanya perkembangan pendidikan agama islam semakin membaik di Madrasah Diniyah Fathul Qarib dari tahun ke tahun,  tidak luput dari kerja keras para pendidik dalam mengajarkan dan menanamkan ajaran agama islam kepada anak didik. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan tema Upaya Guru Madrasah Diniyah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam Di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan Desa Klepu.
a.        Visi dan Misi Madrasah Diniyah Fathul Qarib
Visi adalah gambaran sekolah yang digunakan di masa depan secara utuh, adapun misi adalah tindakan untuk mewujudkan visi, antara visi dan misi adalah dua hal yang saling berkaitan. Visi dan misi Madrasah Diniyah Fathul Qarib yaitu:
1.        Visi Madrasah Diniyah Fathul Qarib
“ Cerdas, Terampil, Berzikir.
2.        Misi Madrasah Diniyah Fathul Qarib
a.     Mendidik dan menanamkan nilai-nilai ajaran agama islam sebagai pedoman hidup mereka, sehingga menjadikan mereka cerdas dan bertakwa.
b.    Melatih dan mengembangkan bakat peserta didik dalam bidang alat musik sehingga mereka menjadi terampil dan kreatif.
c.     Mengajarkan peserta didik untuk selalu bersikap jujur, pemberani, patuh, dan taat kepada peraturan yang berlaku.
d.    Mengajarkan peserta didik untuk selalu belajar secara efektif, giat, dan disiplin agar menjadi siswa yang berprestasi dan terdepan dalam iptek dan imtak.
e.     Menyediakan wadah penyaluran bakat dan minat peserta didik dalam bidang seni dan musik.
b.      Tujuan Madrasah Diniyah Fathul Qarib
a.       Membimbing, membekali, mengawasi, dan mengontrol peserta didik dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepada Allah SWT.
b.      Membimbing dan memotifasi peserta didik untuk selalu berusaha, terus belajar sampai kejenjang yang lebih tinggi.
c.       Membimbing dan membekali peserta didik dengan nilai-nilai agama islam dan ketrampilan agar menjadi pedoman dan pegangan dalam hidup mereka.
d.      Membimbing sekaligus memberi suri tauladan budi pekerti yang luhur dalam kehidupan sehari-hari mereka.
c.          Struktur Organisasi Madrasah Diniyah Fathul Qarib
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang menunjukkan hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kebulatan yang teratur.
Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Suratman, S.Pd.I, Kemudian bidang sekretaris dijabat oleh Siti Rohmatin, S.Pd.I, bendahara dijabat oleh Ummi Khasanah, S.Ag. Adapun untuk bidang kurikulum dijabat oleh Suliah, S.Pd.I, bidang sarana prasara dijabat oleh Novita Lestari, bidang humas dijabat oleh Imam Hanafi, bidang kesiswaan dijabat oleh M. Anton Nurhadi, S.S, dan bidang seni dan musik dijabat oleh Musa. Untuk lebih jelasnya terdapat pada bagan berikut.










































d.         Data Tenaga Guru Tahun 2012/2013  Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan
Jumlah Guru di Madrasah Diniyah Fathul Qarib pada tahun 2012/2013 berjumlah sembilan orang (guru tidak tetap delapan orang dan satu guru PNS). Adapun nama guru dan jabatannya sebagai berikut.
TABLE 4.1
STATISTIK GURU DAN KARYAWAN 2012/2013

GURU
L
P
JML
Guru PNS
-
1
1
Guru Tidak Tetap
3
4
7
Guru Ekstrakulikuler
1
-
1
jumlah
4
5
9


Karyawan
L
P
JML
Imam Hanafi
1
-
1
jumlah
1
-
1


TABLE 4.2
DAFTAR GURU DAN KARYAWAN 2012/2013

No
Nama
L/P
Jabatan
Status
Bidang Studi
Kls
1
Suratman, S.Pd.I
L
Kepala Sekolah
GTT
PAI
VI
2
Siti Rohmatin, S.Pd.I
P
Sekretaris
GTT
PAI
II
3
Ummi Khasanah, S.Ag
P
Bendahara
PNS
PAI
IV
4
Suliah, S.Pd.I
P
Kurikulum
GTT
PAI
III
5
M. Anton Nurhadi, S.S
L
Kesiswaan
GTT
PAI
V
6
Nuriyah
P
Sarana Prasarana
GTT
PAI
I
7
Novita Lestari
P
Humas
GTT
PAI
I
8
Musa
L
Seni dan Musik
GTT
Musik
Eks
9
Imam Hanafi
L
Humas
GTT
-
-
e.       Data Siswa Madrasah Diniyah Fathul Qarib
Jumlah siswa siswi Madrasah Diniyah Fathul Qarib pada tahun 2012/2013 adalah berjumlah 93 anak (dari kelas satu hingga kelas enam). Adapun nama dan identitas siswa siswi sebagai berikut di lampiran I.
f.       Sarana dan Prasarana Madrasah Diniyah Fathul Qarib
Sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu fasilitas yang secara langsung maupun tidak langsung yang dipergunakan dan menunjang proses pendidikan. Sarana dan prasarana ini berupa alat-alat yang dapat membantu dan mendorong prosses pelaksanaan kegiatan belajar di Madrasah Diniyah Fathul Qarib. Adapun Sarana dan prasarana tersebut terdapat pada tabel berikut.
TABEL 4.3
Jenis dan Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Diniyah Fathul Qarib 2012/2013

N
o
Sarana dan Prasarana
Jumlah
keterangan
1
Ruang kelas
7
baik
2
Ruang seni dan musik
1
baik
3
Mushala An nur
1
baik
4
kantin
1
baik


B.     Deskripsi Hasil Penelitian
 Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan, peneliti memperoleh data tentang upaya guru madrasah diniyah dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan Desa Klepu. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode interview/wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun upaya yang dilakukan guru madrasah diniyah dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di madrasah diniyah fathul qarib dusun Krajan Desa Klepu adalah melalui kegiatan ektrakulikuler dan meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar.

1. Upaya guru meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan melalui kegiatan ektrakulikuler
Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang secara efisien dan efektif  dalam proses belajar mengajar artinya dimana hasil dari peserta didik telah mampu mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari pencerminan nilai-nilai keagamaan peserta didik dalam kesehariannya.
Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Suliah S.Pd.I, selaku guru pendidikan agama islam adalah sebagai berikut:
“Mutu pendidikan islam disini cukup baik, semua kegiatan keagamaan atau yang berhubungan dengan pendidikan agama islam berjalan cukup baik dan sesuai dengan prosedur yang direncanakan. Misalnya adanya shalat ashar berjamaah, pembacaan shlawat, dan hafalan-hafalan surat pendek.”[1]

Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Siti Rohmatin, S.Pd.I, selaku guru pendidikan agama islam sebagai berikut:
“Mutu Pendidikan agam islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan ini saya anggap cukup baik, hal ini dapat saya liat dari keseharian anak didik baik dalam kegiatan ke sehariannya, kejujurannya, tatakramanya, dan kedisiplinan anak waktu masuk kelas. Selain itu, saya juga melihat dari kemampuan anak didik dalam membaca iqra` dan al-quran mereka rata-rata sudah bisa membaca dengan baik dan lancar walaupun diantara mereka ada yang belum lancar membaca.” [2]

Menurut M. Anton Nurhadi, S.S, selaku guru pendidikan islam yang menjabat sebagai kesiswaan pada saat ditanya oleh peneliti mengapa diadakan kegiatan ektrakulikuler sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan. Kemudian Ia berpendapat bahwa:
“Bahwasanya kegiatan ekstrakulikuler yaitu untuk menambah wawasan, pengetahauan, dan penguasaan keagamaan bagi anak didik. Dengan adanya kegiatan ektrakulikuler, diharapkan dapat meningkatkan minat dan bakat siswa dalam belajar agama islam dengan lebih intensif dan lebih baik, seperti membaca al-quran dan albarzanji.”[3]
           
            Menurut M. Anton Nurhadi, S.S, pada saat peneliti bertanya mengapa tidak dilakukan upaya yang lain. Kemudian ia berpendapat bahwa:
“Karena kegiatan ekstrakulikuler dianggap lebih efektif dan efisien dari pada upaya yang lain, dari pihak sekolah dan wali murid juga mengusulkan hal demikian. Dengan adanya kegiatan ini, anak didik dapat memperdalam pendidikan agama islam lebih baik lagi.”[4]
             
            Kemudian pada saat peneliti bertanya bagaimana tanggapan siswa dan wali murid saat diadakannya kegiatan ektrakulikuler Bapak Suratman, S.Pd.I, menjelaskan bahwa bagi anak didik ada yang senang dan ada yang tidak senang kata mereka capek, dan untuk wali murid banyak yang mendukung kegiatan tersebut.[5]
            Menurut Bapak Suratman, S.Pd.I, pada saat peneliti bertanya tentang apa tujuan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler adalah:
“Untuk menambah dan memperluas pengetahuan siswa, tentang berbagai bidang pendidikan agama islam. Kemudian untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan anak didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan beragama.” [6]

Adapun bentuk-bentuk kegiatan ekstrakulikuler yang telah dituturkan oleh Suliah, S.Pd.I, sebagai upaya guru untuk meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan adalah sebagai berikut.
1.      Kegiatan Harian
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari sebelum masuk sekolah, yaitu shalat ashar berjamaah di masjid al-muttaqin yang diimami oleh kepala sekolah, atau guru-guru madrasah. Jika mereka berhalangan hadir, maka anak-anak kelas enam ditunjuk dan ditugaskan sebagai imam. Kegiatan ini dilaksanakan oleh semua anak didik dari kelas satu sampai kelas enam.
2.      Kegiatan Mingguan
Kegiatan ini diadakan setiap seminggu sekali, yaitu hafalan-hafalan doa-doa pendek bagi kelas satu dan dua, hafalan surat-surat pendek bagi kelas tiga sampai kelas enam, dan kegiatan pembelajaran dan pembacaan alquran, albarzanji, serta kitab kuning bagi kelas empat sampai kelas enam.
Untuk hafalan doa-doa dan surat-surat pendek diadakan pada hari malam sabtu setelah shlat magrib, sedangkan kegiatan pembelajaran dan pembacaan alquran, albarzanji, serta kitab kuning dilaksanakan pada malam minggu setelah shalat magrib.
Selain kegiatan ektrakulikuler keagamaan diatas, diadakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran alat-alat musik seperti gitar, dram, dan piano yang diiringi dengan lagu shalawat. Kegiatan ini diadakan dan dilaksanakan pada malam minggu setelah kegiatan pembelajaran alquran, albarzanji, dan kitab kuning.
3.      Kegitan Situasional
Kegiatan situasional yaitu kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dengan melihat situasi maksudnya, seperti kegiatan albarzanji untuk meramaikan dan mendoakan ketika ada kelahiran bayi, walimahan, dan tasyakuran. Hal ini melibatkan anak didik dari kelas lima sampai kelas enam.
4.      Mengadakan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
Kegiatan PHBI ini dilakukan oleh semua pihak Madrasah Diniyah dari siswa, karyawan, guru, serta bekerja sama dengan seluruh masyarakat dengan tujuan untuk mengagrabkan antar sesama agar lebih saling mengenal satu dengan yang lainnya.
Adapun kegiatan PHBI yang diadakan oleh Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan yang bekerja sama dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1.      Peringatan Isro` Mi’roj Nabi Muhammad SAW
2.      Peringatan maulild Nabi Muhammad SAW
3.      Kegiatan bulan ramadhan
4.      perayaan idul fitri
Dengan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler ini diharapkan dapat menambah pemahaman, wawasan, serta kecintaan peserta didik terhadap Agama Islam dan menjadikan anak didik sebagai generasi penerus yang memiliki akhlakul karimah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Upaya guru meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan melalui peningkatkan kreativitas guru dalam mengajar.
Upaya guru Madrasah Diniyah untuk meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan selanjutnya adalah melalui peningkatan kreativitas guru dalam mengajar. Dengan adanya kemampuan guru untuk mengembangkan kreativitasnya dalam mengajar merupakan faktor pendorong untuk menciptakan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah menjadi lebih baik.
Dengan adanya guru yang kreatif tersebut dapat menciptakan suatu proses belajar mengajar yang lebih menyenangkan, anak didik tidak merasa bosan karena gurunya mampu membaca situasi dan kondisi serta mampu menerapkan pendekatan-pendekatan metode serta mampu memanfaatkan media belajar secara maksimal. Pada akhirnya anak didik akan merasa puas dengan hasil belajar yang telah diperoleh karena anak didik telah bisa mengeluarkan sebuah kemampuannya. Berikut hasil wawancara dengan  Ibu Ummi Khasanah, S.Ag, selaku guru bidang studi PAI di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan:
“Dalam menyampaikan materi pelajaran pendidikan agama islam, saya menggunakan beberapa metode. Metode yang biasa saya gunakan antara lain ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan lain-lain. Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan materi pelajaran, dengan adanya beberapa metode yang diterapkan dalam materi pelajaran pendidikan agama islam menjadikan anak didik mudah memahami materi dan tidak membuat anak didik mudah jenuh.” [7]
Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Siti Rohmatin, S. Pd.I, selaku guru pendidikan agama islam sebagai berikut:
“Metode yang saya gunakan dalam menyampaikan pelajaran pendidikan agama islam bermacam-macam ada tanya jawab, ceramah, hafalan, dan lain-lain sesuai materi yang diajarkan. Saya juga biasanya menggunakam metode drill atau praktek, materi yang saya praktekkan biasanya berhubungan dengan shalat dan wudhu. Jadi anak-anak langsung saya bawa ke mushalla atau masjid, karena dekat dengan masjid. Tahap pertama anak-anak saya perintahkan untuk melakukan wudhu secara bergantian, selanjutnya saya amati anak-anak yang melakuakan praktek tersebut, setelah semua anak didik selesai praktek, kemudian saya menjelaskan letak kesalahan dan kekurangan mereka, selanjutnya saya tunjukkan bagaiman berwudhu dengan benar. Hal ini juga sama ketika praktek shlat.” [8]
            Dengan adanya guru yang memiliki berbagai macam kreatifitas dalam proses belajar mengajar, disamping mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru juga membuat anak didik yang ada di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan lebih banyak mengerti tentang keagamaan, hal ini bisa dilihat dari kebiasaan anak didik ketika mengikuti pembelajaran mereka sangat memperhatikan apa yang sedang disampaikan oleh guru, mereka tidak ramai sendiri ketika mengikuti proses pembelajaran.
            Dari hasil uraian wawancara tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan atau garis besarnya bahwa melalui kegiatan ekstrakulikuler dan peningkatan kreatifitas guru dalam mengajar dapat meningkatkan mutu pendidikan agama islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan serta dapat membantu dalam proses belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien.

3. Faktor-Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat Upaya Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam Di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan
            Faktor-faktor pendukung dan penghambat seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suratman, S.Pd.I (kepala sekolah)[9],pada saat peneliti bertanya tentang hal-hal yang mendukung dan menghambat peningkatan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan adalah sebagai berikut:
1.      Faktor Pendukung
a.       Sekolah
1.      Adanya Fasilitas.
2.      Sudah adanya kurikulum yang baik.
3.      Sekolah dan wali murid saling bekerjasama agar anak didik menjadi anak yang dapat diharapkan.
b.      Guru
1.      Untuk para guru juga sudah mengikuti seminar dan pelatihan-pelatihan departemen agama.
2.      Para guru selalu mendampingi anak didik pada saat kegiatan ekstrakulikuler berlangsung.

c.       Siswa
Siswa sangat antusias untuk mengikuti kegiatan balajar mengajar dan kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan oleh sekolah.
d.      Wali murid
Wali murid sangat mendukung kegiatan yang diadakan sekolah karena terbantu dalam mendidik anak untuk memperdalam ilmu agama islam.
e.       Masyarakat
Masyarakat sangat senang dan mendukung di lingkungan mereka diadakan kegiatan rohani.
2.      Faktor Penghambat
a.       Sekolah
Fasilitas masih kurang memadai.
b.      Guru
Masih ada beberapa guru yang belum mengedepankan kreatifitasnya dalam mengajar anak didik.
c.       Siswa
Pada saat shalat ashar berjamah masih ada beberapa anak didik yang tidak ikut.
d.      Wali murid
Sebagian wali murid ada yang tidak setuju dengan kegiatan ekstrakulikuler malam hari dikarenakan anak didik ditakutkan kelelahan setelah mengikuti sekolah di pagi hari dan madin di sore harinya.

e.       Masyarakat
Masyarakat terkadang terganggu dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan di malam hari.

C.    Interfrestasi Hasil Penelitian
Sesuai dengan teknik analisis yang dipilih oleh peneliti yaitu peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif (pemaparan) dengan menganalisis data yang telah peneliti kumpulkan dari observasi, wawancara, dan dokumentasi selama peneliti mengadakan penelitian di lembaga tersebut.
Data yang diperoleh akan dipaparkan dan dianalisis oleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada rumusan masalah. Adapun hasil analisis penelitian adalah sebagai berikut.

C.1. Upaya Guru Madrasah Diniyah Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam Di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan
Sebagai bentuk upaya yang dilakukan guru Madrasah Diniyah dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan Desa Klepu adalah melalui kegiatan ektrakulikuler dan meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar.


1.      Upaya Guru Madrasah Diniyah Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam Di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler
Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari pencerminan nilai-nilai keagamaan anak didik dalam kesehariannya.
Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Suliah, selaku guru pendidikan agama islam adalah sebagai berikut:
“Mutu pendidikan islam disini cukup baik, semua kegiatan keagamaan atau yang berhubungan dengan pendidikan agama islam berjalan cukup baik dan sesuai dengan prosedur yang direncanakan. Misalnya adanya shalat ashar berjamaah, pembacaan shalawat, dan hafalan-hafalan surat pendek.”[10]

Hal senada juga dikatakan oleh Siti Rohmatin, S.Pd.I, selaku guru pendidikan agama islam sebagai berikut:
“Mutu Pendidikan agam islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan ini saya anggap cukup baik, hal ini dapat saya liat dari keseharian anak didik baik dalam kegiatan ke agamaannya, kejujurannya, tatakramanya, dan kedisiplinan anak waktu masuk kelas. Selain itu, saya juga melihat dari kemampuan anak didik dalam membaca iqra` dan al-quran mereka rata-rata sudah bisa membaca dengan baik dan lancar walaupun diantara mereka ada yang belum lancar membaca.” [11]

Upaya yang dilakukan guru madrasah diniyah dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan adalah dengan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler. Menurut Bapak M. Anton Nurhadi, S.S, ketika peneliti bertanya tentang kegiatan ekstrakulikuler adalah:
“Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.”[12]

            Jadi, kegiatan ektrakulikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam sekolah pada saat palajaran di sekolah selesai. Menurut Bapak M. Anton Nurhadi, S.S, pada saat peneliti bertanya mengapa diadakan kegiatan ekstrakulikuler sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan. Kemudian Ia berpendapat bahwa:
“Bahwasanya kegiatan ekstrakulikuler yaitu untuk menambah wawasan, pengetahauan, dan penguasaaan keagamaan bagi anak didik. Dengan adanya kegiatan ektrakulikuler keagamaan ini, diharapkan dapat meningkatkan minat dan bakat siswa dalam belajar agama islam dengan lebih intensif dan lebih baik, seperti membaca al-quran dan albarzanji.”[13]

            Kegiatan ektrakulikuler dianggap sangatlah membantu dalam proses belajar mengajar di waktu jam Madrasah Diniyah masuk. Hal ini dapat diketahui ketika anak didik dapat membaca dan menghafal surat-surat pendek dengan lebih baik karena sudah terbiasa membaca alqur`an dan bacaan lainnya.
            Menurut M. Anton Nurhadi, S.S, pada saat peneliti bertanya mengapa tidak dilakukan upaya yang lain. Kemudian ia berpendapat bahwa:
“Karena kegiatan ekstrakulikuler dianggap lebih efektif dan efisien dari pada upaya yang lain, dari pihak sekolah dan wali murid juga mengusulkan hal demikian. Dengan adanya kegiatan ini, anak didik dapat memperdalam pendidikan agama islam lebih baik lagi.”[14]

            Kegiatan ektrakulikuler adalah kegiatan di luar jam sekolah/madrasah dan hanya terfokus pada satu tujuan, yaitu mengajarkan anak didik sampai terampil serta memahami tentang nilai-nilai ajaran agama islam dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian pada saat peneliti bertanya bagaimana tanggapan siswa dan wali murid saat diadakannya kegiatan Bapak Suratman, S.Pd.I, Bapak Suratman, S.Pd.I, menjelaskan bahwa:
“Bagi anak didik ada yang senang dan ada yang tidak senang kata mereka capek, dan untuk wali murid banyak yang mendukung kegiatan tersebut dan ada yang kurang setuju karena waktu istirahat bagi anak didik kurang.”[15]

Keadaan ini hanya bila kegiatan ekstrakulikuler baru diadakan tapi bila wali murid mengetahui hasil dan manfaatnya  bagi anak didik maka wali murid akan merasa bangga dan mensuport anaknya.
Menurut Bapak Suratman, S.Pd.I, pada saat peneliti bertanya tentang apa tujuan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler adalah:
“Untuk menambah dan memperluas pengetahuan siswa, tentang berbagai bidang pendidikan agama islam. Kemudian untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan anak didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan beragama.” [16]
           
            Tujuan dari diadakannya kegiatan ekstrakulikuler adalah untuk menambah pengetahuan anak didik agar menjadi anak yang terampil membaca alqur`an dan menjadi tauladan yang baik di waktu dewasa nanti.
            Terbukti kegiatan ekstrakulikuler sangat berpengaruh pada diri anak didik, anak didik akan terbiasa membaca alqur`an, albarzanji, dan bacaan lainnya di rumah. Seperti halnya yang telah ditulis pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa.[17]
Tujuan ini tidak akan tercapai apabila kualitas pelaksanaan Pendidikan Agama Islam tidak berjalan optimal. Karena itu dukungan dari berbagai belah pihak, terutama pemerintah akan menentukan keberhasilan Pendidikan Agama Islam di Indonesia.
2.      Bentuk-Bentuk Kegiatan Ekstrakulikuler Yang Dilaksanakan Di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan.
a.      Kegiatan Harian
Dari hasil observasi yang penulis lakukan bahwa kegiatan ini dilaksanakan setiap hari sebelum masuk kelas Madrasah Diniyah, yaitu shalat ashar berjamaah di masjid atau di mushala yang diimami oleh Bapak Suratman, S.Pd.I, atau guru-guru madrasah. Jika mereka berhalangan hadir, maka anak-anak kelas enam ditunjuk dan ditugaskan sebagai imam. Kegiatan ini dilaksanakan oleh semua anak didik dari kelas satu sampai kelas enam. Walau demikian tutur Bapak Suratman, S.Pd.I, bahwa:
“Masih ada beberapa siswa yang tidak mengikuti shalat jamaah ashar ini, diharapkan dengan adanya kegiatan shalat jamaah sebelum masuk kelas dapat menanamkan rasa kedisiplinan waktu dan pentingnya shalat jamaah yang pahalanya lebih besar daripada shlat sendirian.”[18]

Menurut Bapak Musa selaku guru seni dan musik, pada saat peneliti bertanya mengapa harus anak didik kelas enam sebagai pengganti jika para guru tidak ada sebagai imam. Kemudian ia berpendapat bahwa:
“Kelas enam adalah pendidikan kelas terakhir di Madrasah Diniyah, telah banyak mendapatkan pengetahuan agama islam. Maka dari itu diharapkan ini bisa menjadi latihan sekaligus menjadikan pengalaman bagi mereka sebelum mereka kembali kemasyarakat, terutama keluarga mereka.”[19]

b.      Kegiatan Mingguan
Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara diketahui bahwa kegiatan ini diadakan setiap seminggu sekali, yaitu hafalan-hafalan doa-doa pendek seperti doa mau makan, doa setelah makan, dan sebagainya. Hal ini diperuntukkan bagi kelas satu dan dua yang usianya rata-rata tiga sampai enam tahun. Adapun hafalan surat-surat pendek bagi kelas tiga sampai kelas enam, dan kegiatan pembelajaran dan pembacaan alquran, albarzanji, serta kitab kuning bagi kelas empat sampai kelas enam.
Untuk hafalan doa-doa dan surat-surat pendek diadakan pada malam sabtu setelah shalat magrib, sedangkan kegiatan pembelajaran dan pembacaan alquran, albarzanji, serta kitab kuning dilaksanakan pada malam minggu setelah shalat magrib.
Selain kegiatan ektrakulikuler keagamaan diatas, diadakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran alat-alat musik seperti gitar, dram, dan piano yang diiringi dengan lagu shalawat. Kegiatan ini diadakan dan dilaksanakan pada malam minggu setelah kegiatan pembelajaran alquran, albarzanji, dan kitab kuning. Kegiatan ini diikuti oleh anak didik dari kelas lima sampai kelas enam.
Dari hasil observasi peneliti mengetahui kenapa pada kegiatan pembelajaran alat-alat musik seperti gitar, dram, dan piano yang diiringi dengan lagu shalawat hanya diikuti oleh kelas lima dan kelas enam karena kegiatan ini diadakan sampai malam hari dari pukul 19.30 sampai 23.00. Dikhawatirkan jika yang mengikutinya masih anak-anak akan mengganggu kesehatannya dan menjadi sakit. Jika ada anak didik selain kelas lima dan enam mengikutinya, biasanya pukul 20.00/20.30 sudah kembali kerumahnya masing-masing.
c.       Kegitan Situasional
Kegiatan situasional yaitu kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dengan melihat situasi maksud dan tujuannya, seperti kegiatan albarzanji untuk meramaikan dan mendoakan ketika ada kelahiran bayi, walimahan, dan tasyakuran. Hal ini melibatkan para guru Madrasah Diniyah serta anak didik dari kelas lima sampai kelas enam. Menurut Bapak Musa[20] ketika peneliti bertanya tentang kenapa harus melibatkan anak didik kelas lima dan kelas enam padahal kegiatan ini sampai malam. Kemudian ia menjawab bahwa:
“Saya berharap melalui kegiatan-kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan dan menanamkan rasa cinta anak didik kepada Nabi Muhammad SAW serta menambah pengetahuan mereka tentang nilai-nilai ajaran islam yang terkandung didalamnya. Keterlibatan anak didik pada kegiatan ini biasanya jika kegiatan albarzanji di hari minggu atau hari libur. Supaya tidak mengganggu kegiatan sekolah mereka.”




d.      Mengadakan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
Kegiatan PHBI ini dilakukan oleh semua pihak Madrasah Diniyah dari siswa, karyawan, guru, serta bekerja sama dengan seluruh masyarakat dengan tujuan untuk mengagrabkan antara sesama agar lebih saling mengenal satu dengan yang lainnya.
Adapun kegiatan PHBI yang diadakan oleh Guru Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan yang bekerja sama dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1.      Peringatan Isro` Mi’roj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Isro` Mi’roj Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu kejadian yang bisa dikatakan sakral bahwasanya Nabi SAW menerima wahyu dari Allah SWT yaitu perintah untuk melaksanakan shalat wajib lima waktu.
Di Madrasah Diniyah memiliki kegiatan rutin dalam rangka memeriahkan Peringatan Isro` Mi’roj Nabi Muhammad SAW, yaitu para guru mengadakan perlombaan hafalan doa-doa pendek bagi kelas satu dan dua. Sedangkan untuk kelas tiga dan empat diadakan perlombaan hafalan surat-surat pendek, dan untuk kelas lima dan enam diadakan perlombaan pidato. Para siswa atau anak didik sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Menurut Bapak Suratman, S.Pd.I, ketika ditanya peneliti tentang apa tujuan diadakan perlombaan tersebut adalah:
“lomba ini ini diadakan tidak lain untuk memeriahkan serta memperingati Isro` Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Kemudian agar anak didik mengerti tentang sejarah diwajibkannya shlat wajib lima waktu, serta mengajarkan anak-anak didik agar selalu berlomba-lomba dalam kebaikan sehingga anak didik selalu termotifasi dalam kehidupannya.”[21]

2.      Peringatan maulild Nabi Muhammad SAW
Sebagaimana halnya dengan kegiatan Peringatan Isro` Mi’roj Nabi, peringatan maulid Nabi pun mempunyai kegiatan-kegiatan untuk memeriahkan Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagaimana yang telah diutarakan oleh Ibu Siti Rohmatin, S.Pd.I:
“Pada peringatan Maulild Nabi Muhammad SAW, Madrasah Diniyah mengadakan kegiatan-kegiatan seperti halnya pada Peringatan Isro` Mi’roj Nabi Muhammad SAW, yaitu lomba hafalan doa dan surat-surat pendek serta lomba kebersihan antar kelas. Karena letak Madrasah Diniyah berdekatan dengan masjid, maka sekolah bekerjasama dengan masyarakat guna memeriahkan peringatan Maulild Nabi Muhammad SAW, yaitu dengan mengadakan pengajian. Anak didik diwajibkan datang dan mengikuti acara tersebut hingga selesai.”[22]

Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan khususnya bagi anak didik dapat memahami tentang makna dari Peringatan Maulild Nabi Muhammad SAW dan menjadikannya sebagai panutan dalam kehidupannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3.      Kegiatan bulan ramadhan
Bulan ramadhan merupakan bulan yang dinanti oleh seluruh umat muslim sedunia.  Bulan yang penuh dengan ampunan dan rahmat, oleh karena itu akan menjadi sia-sia jika melewatkan bulan ramadhan dengan tidak melakukan amalan kebaikan. Di bulan ramadhan para guru Madrasah Diniyah mengadakan beberapa kegiatan untuk menyambut dan mengisi bulan ramdhan yang penuh berkah tersebut. Kegiatan tersebut dibagi dalam beberapa tahap, yaitu kegiatan menyambut bulan ramadahan, kegiatan di waktu bulan ramdhan, serta kegiatan di akhir ramdhan. Hal ini sesuai dengan pernyatan Bapak Suratman, S.Pd.I, yang menyatakan bahwa:
“ketika menjelang bulan ramadahan seluruh guru dan anak didik bersama-sama bergotong royong membersihkan kelas dan sekitar Madrasah Diniyah. Kemudian ketika di bulan ramadhan anak didik diberi buku agenda agar diisi dengan kegiatan-kegiatan ramadhan baik itu kegiatan di masjid atau di rumah, serta kegiatan tadarusan di masjid. Adapun di akhir ramadahan para guru Madrasah Diniyah bekerja sama dengan masyarakat sekitar mengadakan peringatan Nuzul Quran dan khataman alquran yang melibatkan anak didik. Hal ini diharapkan agar anak didik menjadi individu-individu yang bertanggung jawab, beriman, dan bertaqwa.”[23]

Kegiatan-kegiatan tersebut sangatlah positif untuk dilaksanakan sehingga anak didik tidak hanya dibekali ilmu umum saja. Akan tetapi dibekali ilmu agama untuk di hari kelak. Jadi sangatlah baik jika kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilaksanakan dengan baik dan ikhlas.
4.      Perayaan idul fitri
           Dari hasil observasi dan wawancara peneliti lakukan bahwa ketika idul fitri datang para guru Madrasah Diniyah mengadakan kegiatan khusus guna menyambut malam perayaan idul fitri, yaitu mengadakan takbir keliling sarta takbir di masjid sampai pagi.
           Untuk kegiatan takbir keliling, Guru Madrasah Diniyah mewajibkan anak didik dari kelas empat sampai kelas enam.  Adapun untuk kelas satu sampai kelas tiga harus didampingi oleh orang tua. Takbir keliling ini dimulai setelah shalat isya hingga jam 22.00 malam. Jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh, karena mengingat pesertanya adalah anak-anak. Agar takbir keliling lebih meriah biasanya anak didik membuat lampu lampion, obor dari bamboo, serta pernak pernik lainnya.
            Setelah kegiatan takbir keliling selesai, anak didik menuju masjid dan bertakbir sampai pagi. Untuk kegiatan ini,diikuti oleh anak-anak didik yang rumahnya berada disekitar masjid dan madrasah. Kegiatan ini juga didampingi oleh guru dan masyarakat sehingga menjadi sangat ramai.
Dengan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler ini diharapkan dapat menambah pemahaman, wawasan, serta kecintaan anak didik terhadap Agama islam.

2.      Upaya Guru Madrasah Diniyah Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam Di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan Melalui Peningkatan Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
Upaya guru Madrasah Diniyah untuk meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan selanjutnya adalah melalui peningkatan kreativitas guru dalam mengajar. Dengan adanya kemampuan guru untuk mengembangkan kreativitasnya dalam mengajar merupakan faktor pendorong untuk menciptakan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah menjadi lebih baik.
Dengan adanya guru yang kreatif tersebut dapat menciptakan suatu proses belajar mengajar yang lebih menyenangkan, anak didik tidak merasa bosan karena gurunya mampu membaca situasi dan kondisi serta mampu menerapkan pendekatan-pendekatan metode serta mampu memanfaatkan media belajar secara maksimal. Pada akhirnya anak didik akan merasa puas dengan hasil belajar yang telah diperoleh karena anak didik telah bisa mengeluarkan sebuah kemampuannya. Berikut hasil wawancara dengan  Ummi Khasanah, S.Ag, selaku guru bidang studi PAI di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan:
“Dalam menyampaikan materi pelajaran pendidikan agama islam, saya menggunakan beberapa metode. Metode yang biasa saya gunakan antara lain ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan lain-lain. Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan materi pelajaran, dengan adanya beberapa metode yang diterapkan dalam materi pelajaran pendidikan agama islam menjadikan anak didik mudah memahami materi dan tidak membuat anak didik mudah jenuh.” [24]
Hal senada juga dikatakan oleh Siti Rohmatin, S. Pd.I, selaku guru pendidikan agama islam sebagai berikut:
“Metode yang saya gunakan dalam menyampaikan pelajaran pendidikan agama islam bermacam-macam, ada tanya jawab, ceramah, hafalan, dan lain-lain sesuai materi yang diajarkan. Saya juga biasanya menggunakam metode drill atau praktek, materi yang saya praktekkan biasanya berhubungan dengan shalat dan wudhu. Jadi anak-anak langsung saya bawa ke mushalla atau masjid, karena dekat dengan masjid. Tahap pertama anak-anak saya perintahkan untuk melakukan wudhu secara bergantian, selanjutnya saya amati anak-anak yang melakuakan praktek tersebut, setelah semua anak didik selesai praktek, kemudian saya menjelaskan letak kesalahan dan kekurangan mereka, selanjutnya saya tunjukkan bagaiman berwudhu dengan benar. Hal ini juga sama ketika praktek shalat.” [25]
            Dengan adanya guru yang memiliki berbagai macam kreatifitas dalam proses belajar mengajar, disamping mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru agama juga membuat anak didik yang ada di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan lebih banyak mengerti tentang keagamaan, hal ini bisa dilihat dari kebiasaan anak didik ketika mengikuti pembelajaran mereka sangat memperhatikan apa yang sedang disampaikan oleh guru, mereka tidak ramai sendiri ketika mengikuti proses pembelajaran.
Adanya penciptaan kreatifitas guru dalam mengajar sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi anak didik untuk memahami suatu pelajaran yang dianggapnya susah untuk dimengerti. Hal ini juga berdampak positif kepada nilai pendidikan agama islam anak didik yang telah memenuhi standar kelulusan. Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Suliah, S.Pd.I, selaku guru bidang studi PAI di Madrasah Diniyah:
“Pada waktu proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas anak-anak didik sangat antusias memperhatikan apa yang saya sampaikan apalagi kalo materinya memakai praktek (misalnya: materi tentang shalat dan wudhu), anak-anak didik bertambah semangat mengikutinya walaupun awalnya mereka masih banyak yang salah tetapi saya senang anak-anak didik memiliki semangat yang tinggi.”[26]

Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Ummi Khasanah, S.Ag, yang mengatakan bahwa:
“ketika proses belajar mengajar di kelas anak-anak didik sangat memperhatikan apa yang saya sampaikan dan mereka juga tdak ramai sendiri ketika mengikuti proses belajar mengajar. Nilai yang saya pakai dalam menentukan siswa itu layak memiliki nilai bagus atau jelek adalah keseharian dari peserta didik itu sendiri baik dalam proses pembelajaran dalam kelas maupun di luar kelas. Kalau peserta didik itu dalam kesehariannya rajin mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Madrasah Diniyah. Misalnya rajin shalat ashar berjamaah sebelum masuk kelas, maka saya akan memberi nilai tambahan pada anak tersebut.”[27]

Dari hasil uraian wawancara tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan atau garis besarnya bahwa melalui kegiatan ekstrakulikuler dan peningkatan kreatifitas guru dalam mengajar dapat meningkatkan mutu pendidikan agama islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan serta dapat membantu dalam proses belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien.

C.2 Faktor-Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat Upaya Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam Di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan
Faktor-faktor pendukung dan penghambat seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suratman, S.Pd.I (kepala sekolah)[28] pada saat peneliti bertanya tentang hal-hal yang mendukung dan menghambat peningkatan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan adalah sebagai berikut:
1.      Faktor Pendukung
a.       Sekolah
1.      Adanya Fasilitas
Fasilitas di sini adalah adanya peralatan-peralatan yang sebagian ada tapi sebagian tidak ada lagi karena rusak dan termakan waktu.
2.      Sudah adanya kurikulum yang baik
Kurikulum di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan sudah cukup baik.
3.      Sekolah dan wali murid saling bekerjasama agar anak didik menjadi anak yang dapat diharapkan
Adanya kerjasama antara pihak sekolah dan wali murid terhadap perkembanngan anak didik dalam menuntut ilmu agama islam sehingga diharapkan anak didik menjadi anak yang dapat diharapkan.
b.      Guru
1.      Untuk para guru juga sudah mengikuti seminar dan pelatihan-pelatihan departemen agama sehingga diharapkan kreatifitas guru dalam mengajar menjadi lebih baik lagi.
2.      Para guru selalu mendampingi anak didik pada saat kegiatan ekstrakulikuler berlangsung.
c.       Siswa
Siswa sangat antusias untuk mengikuti kegiatan balajar mengajar dan kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan oleh Guru Madrasah Diniyah.
d.      Walimurid
Wali murid sangat mendukung kegiatan yang diadakan Guru Madrasah Diniyah karena terbantu dalam mendidik anak untuk memperdalam imu agama islam.
e.       Masyarakat
Masyarakat sangat senang dan mendukung di lingkungan mereka diadakan kegiatan rohani.
2.      Faktor Penghambat
a.       Sekolah
Fasilitas masih kurang memadai seperti gedung sekolah yang kurang dan tidak memadai karena banyaknya anak didik.
b.      Guru
Masih ada beberapa guru yang belum mengedepankan kreatifitasnya dalam mengajar anak didik.
c.       Siswa
Pada saat shalat ashar berjamaah masih ada beberapa anak didik yang tidak ikut.
d.      Wali murid
Sebagian wali murid ada yang tidak setuju tentang kegiatan ekstrakulikuler malam hari dikarenakan anak didik ditakutkan kelelahan setelah mengikuti sekolah di pagi hari dan madin di sore harinya.
e.       Masyarakat
Masyarakat terkadang terganggu dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan di malam hari.









[1] Wawancara dengan Suliah S.Pd.I
[2] Wawancara dengan Siti Rohmatin, S.Pd.I
[3] Wawancara dengan M. Anton Nurhadi, S.S
[4] Ibid
[5] Wawancara dengan Suratman, S.Pd.I
[6] Wawancara dengan Suratman, S.Pd.I
[7] Wawancara dengan Ummi Khasanah, S.Ag
[8] Wawancara dengan Siti Rohmatin, S. Pd.I
[9] Wawancara dengan
[10] Wawancara dengan Suliah, S.Pd.I
[11] Wawancara dengan Siti Rohmatin, S.Pd.I
[12] Wawancara dengan M. Anton Nurhadi, S.S
[13] Ibid
[14] Ibid
[15] Wawancara dengan Suratman, S.Pd.I
[16] Wawancara dengan Suratman, S.Pd.I

[17] UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.
[18] Wawancara dengan Suratman, S.Pd.I
[19] Wawancara dengan Musa
[20] Wawancara dengan Musa
[21] Wawancara dengan Suratman, S.Pd.I
[22] Wawancara dengan Siti Rohmatin, S.Pd.I
[23] Wawancara dengan Suratman, S.Pd.I
[24] Wawancara dengan Ummi Khasanah, S.Ag
[25] Wawancara dengan Siti Rohmatin, S. Pd.I
[26] Wawancara dengan Suliah, S.Pd.I
[27] Wawancara dengan Ummi Khasanah, S.Ag
[28] Wawancara dengan Suratman, S.Pd.I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar