BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
A.
Fakta
Temuan
1. Lokasi
Penelitian Secara Umum
Madrasah
Diniyah Fathul Qarib bertempat di Dusun Klepu Krajan, Rt. 02/Rw. 01, Desa Klepu,
Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
2. Setting
Penelitian
Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Madrasah Diniyah Fathul Qarib ini terletak di Dusun Klepu
Krajan, Desa Klepu. Jarak antara Desa Klepu dengan kecamatan Donorojo sekitar
12 km, sedangkan jarak antara Desa klepu dengan kabupaten Pacitan sekitar 35
km.
Madrasah
Diniyah Fathul Qarib didirikan oleh K. Zaenuri pada tahun 1994 yang pada saat
itu Madrasah Diniyah dibangun dengan sangat sederhana dan hanya memiliki
beberapa ruang kelas. Kehadiran Madrasah Diniyah pada saat itu sangat membantu
sekali. Mayoritas masyarakat berasal dari kalangan islam abangan yang belum
mengerti tentang ajaran agama islam secara mendalam. Diharapkan dengan
kehadiran Madrasah Diniyah pada saat itu bisa memberikan bimbingan dan pengetahuan
kepada putra putri mereka dalam hal agama islam, walau pembangunan Madrasah
Diniyah masih sangat sederhana.
Sejalan
dengan perjalanan waktu, pertumbuhan dan perkembangan Madrasah Diniyah semakin
mengalami perkembangan yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
banyaknya peserta didik dan semakin bertambahnya pengajar yang berkompeten
sebagai pilar-pilar untuk memajukan agam islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib.
Pada
saat ini, Madrasah Diniyah Fathul Qarib telah memiliki ruang kelas sebanyak tujuh
kelas, dari kelas satu sampai dengan kelas enam dengan jumlah murid 93 anak. Untuk
kelas satu ruangannya terbagi menjadi dua dan Setiap kelas berisi sekitar 31
anak didik yang berlatar belakang dari pendidikan lembaga umum seperti dari TK,
PAUD, SD, dan SMP. Bangunan Madrasah Diniyah ini menghadap ke arah utara dengan
bentuk bangunan bertingkat dua yang memiliki ketinggian sekitar 10 m. Bangunan
pertama digunakan sebagai tempat penyimpanan alat-alat musik, seperti keyboard,
gitar, dram, terbangan, dan sound. Adapun bangunan kedua digunakan sebagai
kegiatan belajar mengajar dari kelas dua hingga kelas enam. Sedangkan untuk
kelas satu kegiatan belajarnya berada di Mushalla An-nur.
Sebagai lembaga pendidikan agama islam, Madrasah Diniyah Fathul Qarib juga
tidak lupa membekali peserta didiknya dengan ketrampilan bermain alat-alat
musik, seperti gitar, piano, dram, dan terbangan.
Letaknya
yang sangat strategis, yaitu terletak pada pertigaan jalan dan berada dekat
dengan masjid dan masyarakat sehingga banyak sekali peserta didik baik dari
kalangan sekitar Madrasah ataupun desa lain yang mendaftar ke Madrasah Diniyah
Fathul Qarib. Kegiatan belajar mengajar di Madrasah Diniyah Fathul Qarib dimulai
di waktu sore hari dari pukul 15.00 hingga 16.45. Mengingat para peserta didik
di pagi harinya belajar di lembaga-lembaga sekolah umum.
Adanya perkembangan pendidikan agama
islam semakin membaik di Madrasah Diniyah Fathul Qarib dari tahun ke
tahun, tidak luput dari kerja keras para
pendidik dalam mengajarkan dan menanamkan ajaran agama islam kepada anak didik.
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
tema Upaya Guru Madrasah Diniyah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam Di
Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan Desa Klepu.
a.
Visi
dan Misi Madrasah Diniyah Fathul Qarib
Visi
adalah gambaran sekolah yang digunakan di masa depan secara utuh, adapun misi
adalah tindakan untuk mewujudkan visi, antara visi dan misi adalah dua hal yang
saling berkaitan. Visi dan misi Madrasah Diniyah Fathul Qarib yaitu:
1.
Visi
Madrasah Diniyah Fathul Qarib
“ Cerdas, Terampil, Berzikir”.
2.
Misi
Madrasah Diniyah Fathul Qarib
a.
Mendidik
dan menanamkan nilai-nilai ajaran agama islam sebagai pedoman hidup mereka,
sehingga menjadikan mereka cerdas dan bertakwa.
b.
Melatih
dan mengembangkan bakat peserta didik dalam bidang alat musik sehingga mereka
menjadi terampil dan kreatif.
c.
Mengajarkan
peserta didik untuk selalu bersikap jujur, pemberani, patuh, dan taat kepada
peraturan yang berlaku.
d.
Mengajarkan
peserta didik untuk selalu belajar secara efektif, giat, dan disiplin agar
menjadi siswa yang berprestasi dan terdepan dalam iptek dan imtak.
e.
Menyediakan
wadah penyaluran bakat dan minat peserta didik dalam bidang seni dan musik.
b.
Tujuan
Madrasah Diniyah Fathul Qarib
a.
Membimbing,
membekali, mengawasi, dan mengontrol peserta didik dalam melaksanakan kewajiban
beribadah kepada Allah SWT.
b.
Membimbing
dan memotifasi peserta didik untuk selalu berusaha, terus belajar sampai
kejenjang yang lebih tinggi.
c.
Membimbing
dan membekali peserta didik dengan nilai-nilai agama islam dan ketrampilan agar
menjadi pedoman dan pegangan dalam hidup mereka.
d.
Membimbing
sekaligus memberi suri tauladan budi pekerti yang luhur dalam kehidupan
sehari-hari mereka.
c.
Struktur Organisasi Madrasah Diniyah Fathul Qarib
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan
yang menunjukkan hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya,
sehingga jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu
kebulatan yang teratur.
Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Suratman,
S.Pd.I, Kemudian bidang sekretaris dijabat oleh Siti Rohmatin, S.Pd.I,
bendahara dijabat oleh Ummi Khasanah, S.Ag. Adapun untuk bidang kurikulum
dijabat oleh Suliah, S.Pd.I, bidang sarana prasara dijabat oleh Novita Lestari,
bidang humas dijabat oleh Imam Hanafi, bidang kesiswaan dijabat oleh M. Anton
Nurhadi, S.S, dan bidang seni dan musik dijabat oleh Musa. Untuk lebih jelasnya
terdapat pada bagan berikut.
d.
Data Tenaga Guru Tahun 2012/2013 Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan
Jumlah Guru di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib pada tahun
2012/2013 berjumlah sembilan orang (guru tidak tetap delapan orang dan satu
guru PNS). Adapun nama guru dan jabatannya sebagai berikut.
TABLE 4.1
STATISTIK GURU DAN KARYAWAN 2012/2013
GURU
|
L
|
P
|
JML
|
Guru PNS
|
-
|
1
|
1
|
Guru Tidak
Tetap
|
3
|
4
|
7
|
Guru
Ekstrakulikuler
|
1
|
-
|
1
|
jumlah
|
4
|
5
|
9
|
Karyawan
|
L
|
P
|
JML
|
Imam Hanafi
|
1
|
-
|
1
|
jumlah
|
1
|
-
|
1
|
TABLE 4.2
DAFTAR GURU DAN KARYAWAN 2012/2013
No
|
Nama
|
L/P
|
Jabatan
|
Status
|
Bidang Studi
|
Kls
|
1
|
Suratman, S.Pd.I
|
L
|
Kepala Sekolah
|
GTT
|
PAI
|
VI
|
2
|
Siti Rohmatin, S.Pd.I
|
P
|
Sekretaris
|
GTT
|
PAI
|
II
|
3
|
Ummi Khasanah, S.Ag
|
P
|
Bendahara
|
PNS
|
PAI
|
IV
|
4
|
Suliah, S.Pd.I
|
P
|
Kurikulum
|
GTT
|
PAI
|
III
|
5
|
M. Anton Nurhadi, S.S
|
L
|
Kesiswaan
|
GTT
|
PAI
|
V
|
6
|
Nuriyah
|
P
|
Sarana Prasarana
|
GTT
|
PAI
|
I
|
7
|
Novita Lestari
|
P
|
Humas
|
GTT
|
PAI
|
I
|
8
|
Musa
|
L
|
Seni dan Musik
|
GTT
|
Musik
|
Eks
|
9
|
Imam Hanafi
|
L
|
Humas
|
GTT
|
-
|
-
|
e. Data Siswa Madrasah Diniyah Fathul Qarib
Jumlah siswa siswi Madrasah
Diniyah Fathul Qarib pada tahun
2012/2013 adalah berjumlah 93 anak (dari kelas satu hingga kelas enam). Adapun
nama dan identitas siswa siswi sebagai berikut di lampiran I.
f. Sarana dan Prasarana Madrasah Diniyah Fathul Qarib
Sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu fasilitas
yang secara langsung maupun tidak langsung yang dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan. Sarana dan prasarana ini berupa alat-alat yang dapat
membantu dan mendorong prosses pelaksanaan kegiatan belajar di Madrasah Diniyah Fathul Qarib. Adapun Sarana dan prasarana tersebut terdapat pada
tabel berikut.
TABEL 4.3
Jenis dan Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Diniyah Fathul Qarib 2012/2013
N
o
|
Sarana dan Prasarana
|
Jumlah
|
keterangan
|
1
|
Ruang kelas
|
7
|
baik
|
2
|
Ruang seni dan musik
|
1
|
baik
|
3
|
Mushala An nur
|
1
|
baik
|
4
|
kantin
|
1
|
baik
|
B.
Deskripsi
Hasil Penelitian
Sesuai dengan hasil penelitian yang
dilaksanakan, peneliti memperoleh data tentang upaya guru madrasah diniyah
dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun
Krajan Desa Klepu. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode interview/wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Adapun upaya
yang dilakukan guru madrasah diniyah dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di
madrasah diniyah fathul qarib dusun Krajan Desa Klepu adalah melalui kegiatan ektrakulikuler dan meningkatkan
kreativitas guru dalam mengajar.
1. Upaya guru meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan melalui kegiatan ektrakulikuler
Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang secara
efisien dan efektif dalam proses belajar
mengajar artinya dimana hasil dari peserta didik telah mampu mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Dari hasil wawancara dan observasi
yang peneliti lakukan, mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari
pencerminan nilai-nilai keagamaan peserta didik dalam kesehariannya.
Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Suliah S.Pd.I, selaku guru pendidikan agama islam adalah sebagai berikut:
“Mutu pendidikan islam disini cukup baik, semua kegiatan keagamaan
atau yang berhubungan dengan pendidikan agama islam berjalan cukup baik dan
sesuai dengan prosedur yang direncanakan. Misalnya adanya shalat ashar berjamaah, pembacaan shlawat, dan
hafalan-hafalan surat pendek.”[1]
Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Siti Rohmatin,
S.Pd.I, selaku guru pendidikan agama islam sebagai berikut:
“Mutu Pendidikan agam islam di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan ini saya anggap cukup baik, hal ini dapat saya liat dari keseharian
anak didik baik dalam kegiatan ke sehariannya, kejujurannya, tatakramanya, dan
kedisiplinan anak waktu masuk kelas. Selain itu, saya juga melihat dari kemampuan
anak didik dalam membaca iqra` dan al-quran mereka rata-rata sudah bisa membaca
dengan baik dan lancar walaupun diantara mereka ada yang belum lancar membaca.”
[2]
Menurut M. Anton Nurhadi, S.S, selaku guru pendidikan
islam yang menjabat sebagai kesiswaan pada saat ditanya oleh peneliti mengapa
diadakan kegiatan ektrakulikuler sebagai usaha untuk meningkatkan mutu
pendidikan islam di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan. Kemudian Ia berpendapat bahwa:
“Bahwasanya kegiatan ekstrakulikuler yaitu untuk
menambah wawasan, pengetahauan, dan penguasaan keagamaan bagi anak didik.
Dengan adanya kegiatan ektrakulikuler, diharapkan dapat meningkatkan minat dan
bakat siswa dalam belajar agama islam dengan lebih intensif dan lebih baik,
seperti membaca al-quran dan albarzanji.”[3]
Menurut M. Anton
Nurhadi, S.S, pada saat peneliti bertanya mengapa tidak dilakukan upaya yang
lain. Kemudian ia berpendapat bahwa:
“Karena kegiatan ekstrakulikuler dianggap lebih
efektif dan efisien dari pada upaya yang lain, dari pihak sekolah dan wali murid
juga mengusulkan hal demikian. Dengan adanya kegiatan ini, anak didik dapat
memperdalam pendidikan agama islam lebih baik lagi.”[4]
Kemudian pada saat
peneliti bertanya bagaimana tanggapan siswa dan wali murid saat diadakannya
kegiatan ektrakulikuler Bapak Suratman, S.Pd.I, menjelaskan bahwa bagi anak
didik ada yang senang dan ada yang tidak senang kata mereka capek, dan untuk
wali murid banyak yang mendukung kegiatan tersebut.[5]
Menurut Bapak Suratman,
S.Pd.I, pada saat peneliti bertanya tentang apa tujuan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler
adalah:
“Untuk menambah dan memperluas pengetahuan siswa,
tentang berbagai bidang pendidikan agama islam. Kemudian untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan anak didik tentang agama
islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa, dan beragama.” [6]
Adapun bentuk-bentuk kegiatan ekstrakulikuler yang telah
dituturkan oleh Suliah, S.Pd.I, sebagai upaya guru untuk meningkatkan mutu
pendidikan islam di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan Harian
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari sebelum masuk
sekolah, yaitu shalat ashar berjamaah di masjid al-muttaqin yang diimami oleh
kepala sekolah, atau guru-guru madrasah. Jika mereka berhalangan hadir, maka anak-anak kelas
enam ditunjuk dan ditugaskan sebagai imam. Kegiatan ini dilaksanakan oleh semua
anak didik dari kelas satu sampai kelas enam.
2. Kegiatan Mingguan
Kegiatan ini diadakan setiap seminggu sekali, yaitu
hafalan-hafalan doa-doa pendek bagi kelas satu dan dua, hafalan surat-surat
pendek bagi kelas tiga sampai kelas enam, dan kegiatan pembelajaran dan
pembacaan alquran, albarzanji, serta kitab kuning bagi kelas empat sampai kelas
enam.
Untuk hafalan doa-doa dan surat-surat pendek diadakan
pada hari malam sabtu setelah shlat magrib, sedangkan kegiatan pembelajaran dan
pembacaan alquran, albarzanji, serta kitab kuning dilaksanakan pada malam
minggu setelah shalat magrib.
Selain kegiatan ektrakulikuler keagamaan diatas,
diadakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran alat-alat musik seperti gitar,
dram, dan piano yang diiringi dengan lagu shalawat. Kegiatan ini diadakan dan
dilaksanakan pada malam minggu setelah kegiatan pembelajaran alquran,
albarzanji, dan kitab kuning.
3. Kegitan Situasional
Kegiatan situasional yaitu kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dengan melihat situasi maksudnya, seperti kegiatan albarzanji
untuk meramaikan dan mendoakan ketika ada kelahiran bayi, walimahan, dan
tasyakuran. Hal ini melibatkan anak didik dari kelas lima sampai kelas enam.
4. Mengadakan Peringatan Hari Besar Islam
(PHBI)
Kegiatan PHBI ini dilakukan oleh semua pihak Madrasah
Diniyah dari siswa, karyawan, guru, serta bekerja sama dengan seluruh
masyarakat dengan tujuan untuk mengagrabkan antar sesama agar lebih saling
mengenal satu dengan yang lainnya.
Adapun kegiatan PHBI yang diadakan oleh Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan yang bekerja sama dengan masyarakat adalah
sebagai berikut:
1. Peringatan Isro` Mi’roj Nabi Muhammad SAW
2. Peringatan maulild Nabi Muhammad SAW
3. Kegiatan bulan ramadhan
4. perayaan idul fitri
Dengan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler ini
diharapkan dapat menambah pemahaman, wawasan, serta kecintaan peserta didik
terhadap Agama Islam dan menjadikan anak didik sebagai generasi penerus yang
memiliki akhlakul karimah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
2. Upaya guru meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan melalui peningkatkan kreativitas guru
dalam mengajar.
Upaya guru Madrasah Diniyah untuk meningkatkan mutu
pendidikan islam di Madrasah Diniyah
Fathul Qarib Dusun Krajan selanjutnya adalah melalui peningkatan kreativitas guru dalam mengajar. Dengan
adanya kemampuan guru untuk mengembangkan kreativitasnya dalam mengajar
merupakan faktor pendorong untuk menciptakan mutu pendidikan islam di Madrasah
Diniyah menjadi lebih baik.
Dengan adanya guru yang kreatif tersebut
dapat menciptakan suatu proses belajar mengajar yang lebih menyenangkan, anak
didik tidak merasa bosan karena gurunya mampu membaca situasi dan kondisi serta
mampu menerapkan pendekatan-pendekatan metode serta mampu memanfaatkan media
belajar secara maksimal. Pada akhirnya anak didik akan merasa puas dengan hasil
belajar yang telah diperoleh karena anak didik telah bisa mengeluarkan sebuah
kemampuannya. Berikut hasil wawancara dengan
Ibu Ummi Khasanah, S.Ag, selaku guru bidang studi PAI di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan:
“Dalam menyampaikan materi pelajaran
pendidikan agama islam, saya menggunakan beberapa metode. Metode yang biasa
saya gunakan antara lain ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan
lain-lain. Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan materi pelajaran,
dengan adanya beberapa metode yang diterapkan dalam materi pelajaran pendidikan
agama islam menjadikan anak didik mudah memahami materi dan tidak membuat anak
didik mudah jenuh.” [7]
Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Siti Rohmatin, S.
Pd.I, selaku guru pendidikan agama islam sebagai berikut:
“Metode yang saya gunakan dalam menyampaikan
pelajaran pendidikan agama islam bermacam-macam ada tanya jawab, ceramah,
hafalan, dan lain-lain sesuai materi yang diajarkan. Saya juga biasanya
menggunakam metode drill atau praktek, materi yang saya praktekkan biasanya
berhubungan dengan shalat dan wudhu. Jadi anak-anak langsung saya bawa ke
mushalla atau masjid, karena dekat dengan masjid. Tahap pertama anak-anak saya
perintahkan untuk melakukan wudhu secara bergantian, selanjutnya saya amati
anak-anak yang melakuakan praktek tersebut, setelah semua anak didik selesai
praktek, kemudian saya menjelaskan letak kesalahan dan kekurangan mereka,
selanjutnya saya tunjukkan bagaiman berwudhu dengan benar. Hal ini juga sama
ketika praktek shlat.” [8]
Dengan adanya guru yang
memiliki berbagai macam kreatifitas dalam proses belajar mengajar, disamping
mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru juga
membuat anak didik yang ada di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan lebih banyak mengerti tentang keagamaan, hal ini bisa
dilihat dari kebiasaan anak didik ketika mengikuti pembelajaran mereka sangat
memperhatikan apa yang sedang disampaikan oleh guru, mereka tidak ramai sendiri
ketika mengikuti proses pembelajaran.
Dari hasil uraian wawancara
tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan atau garis besarnya bahwa melalui
kegiatan ekstrakulikuler dan peningkatan kreatifitas guru dalam mengajar dapat
meningkatkan mutu pendidikan agama islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan serta dapat membantu dalam proses belajar mengajar agar
lebih efektif dan efisien.
3. Faktor-Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat Upaya Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam Di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan
Faktor-faktor pendukung
dan penghambat seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suratman, S.Pd.I (kepala
sekolah)[9],pada
saat peneliti bertanya tentang hal-hal yang mendukung dan menghambat
peningkatan mutu pendidikan islam di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan adalah sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
a. Sekolah
1. Adanya Fasilitas.
2. Sudah adanya kurikulum yang baik.
3. Sekolah dan wali murid saling bekerjasama
agar anak didik menjadi anak yang dapat diharapkan.
b. Guru
1. Untuk para guru juga sudah mengikuti seminar
dan pelatihan-pelatihan departemen agama.
2. Para guru selalu mendampingi anak didik pada
saat kegiatan ekstrakulikuler berlangsung.
c.
Siswa
Siswa sangat antusias untuk mengikuti kegiatan
balajar mengajar dan kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan oleh sekolah.
d.
Wali murid
Wali murid sangat mendukung kegiatan yang
diadakan sekolah karena terbantu dalam mendidik anak untuk memperdalam ilmu
agama islam.
e. Masyarakat
Masyarakat sangat senang dan mendukung di
lingkungan mereka diadakan kegiatan rohani.
2. Faktor Penghambat
a. Sekolah
Fasilitas masih kurang memadai.
b. Guru
Masih ada beberapa guru yang belum
mengedepankan kreatifitasnya dalam mengajar anak didik.
c. Siswa
Pada saat shalat ashar berjamah masih ada
beberapa anak didik yang tidak ikut.
d. Wali murid
Sebagian wali murid ada yang tidak setuju dengan
kegiatan ekstrakulikuler malam hari dikarenakan anak didik ditakutkan kelelahan
setelah mengikuti sekolah di pagi hari dan madin di sore harinya.
e. Masyarakat
Masyarakat terkadang terganggu dengan adanya
kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan di malam hari.
C. Interfrestasi Hasil Penelitian
Sesuai dengan teknik analisis yang dipilih oleh
peneliti yaitu peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif (pemaparan)
dengan menganalisis data yang telah peneliti kumpulkan dari observasi,
wawancara, dan dokumentasi selama peneliti mengadakan penelitian di lembaga
tersebut.
Data yang diperoleh akan dipaparkan dan dianalisis
oleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada rumusan masalah.
Adapun hasil analisis penelitian adalah sebagai berikut.
C.1. Upaya Guru Madrasah Diniyah Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam Di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan
Sebagai bentuk upaya
yang dilakukan guru Madrasah Diniyah dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di
Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan Desa Klepu adalah melalui kegiatan ektrakulikuler dan
meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar.
1. Upaya Guru Madrasah Diniyah Meningkatkan
Mutu Pendidikan Islam Di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler
Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti
lakukan, mutu pendidikan islam di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat
dari pencerminan nilai-nilai keagamaan anak didik dalam kesehariannya.
Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Suliah, selaku
guru pendidikan agama islam adalah sebagai berikut:
“Mutu pendidikan islam disini cukup baik, semua kegiatan keagamaan atau
yang berhubungan dengan pendidikan agama islam berjalan cukup baik dan sesuai
dengan prosedur yang direncanakan. Misalnya adanya shalat ashar berjamaah,
pembacaan shalawat, dan hafalan-hafalan surat pendek.”[10]
Hal senada juga dikatakan oleh Siti Rohmatin, S.Pd.I,
selaku guru pendidikan agama islam sebagai berikut:
“Mutu Pendidikan agam islam di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan ini saya anggap cukup baik, hal ini dapat saya liat dari keseharian
anak didik baik dalam kegiatan ke agamaannya, kejujurannya, tatakramanya, dan
kedisiplinan anak waktu masuk kelas. Selain itu, saya juga melihat dari
kemampuan anak didik dalam membaca iqra` dan al-quran mereka rata-rata sudah
bisa membaca dengan baik dan lancar walaupun diantara mereka ada yang belum
lancar membaca.” [11]
Upaya yang dilakukan guru madrasah diniyah dalam
meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan adalah dengan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler. Menurut Bapak M. Anton
Nurhadi, S.S, ketika peneliti bertanya tentang kegiatan ekstrakulikuler adalah:
“Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan tambahan di luar
struktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya
dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.”[12]
Jadi, kegiatan
ektrakulikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam sekolah pada saat
palajaran di sekolah selesai. Menurut Bapak M. Anton Nurhadi, S.S, pada saat
peneliti bertanya mengapa diadakan kegiatan ekstrakulikuler sebagai usaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan islam di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan. Kemudian Ia berpendapat bahwa:
“Bahwasanya kegiatan ekstrakulikuler yaitu untuk menambah
wawasan, pengetahauan, dan penguasaaan keagamaan bagi anak didik. Dengan adanya
kegiatan ektrakulikuler keagamaan ini, diharapkan dapat meningkatkan minat dan
bakat siswa dalam belajar agama islam dengan lebih intensif dan lebih baik,
seperti membaca al-quran dan albarzanji.”[13]
Kegiatan ektrakulikuler
dianggap sangatlah membantu dalam proses belajar mengajar di waktu jam Madrasah
Diniyah masuk. Hal ini dapat diketahui ketika anak didik dapat membaca dan
menghafal surat-surat pendek dengan lebih baik karena sudah terbiasa membaca
alqur`an dan bacaan lainnya.
Menurut M. Anton
Nurhadi, S.S, pada saat peneliti bertanya mengapa tidak dilakukan upaya yang
lain. Kemudian ia berpendapat bahwa:
“Karena kegiatan ekstrakulikuler dianggap lebih
efektif dan efisien dari pada upaya yang lain, dari pihak sekolah dan wali
murid juga mengusulkan hal demikian. Dengan adanya kegiatan ini, anak didik
dapat memperdalam pendidikan agama islam lebih baik lagi.”[14]
Kegiatan ektrakulikuler
adalah kegiatan di luar jam sekolah/madrasah dan hanya terfokus pada satu
tujuan, yaitu mengajarkan anak didik sampai terampil serta memahami tentang
nilai-nilai ajaran agama islam dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kemudian pada saat peneliti bertanya bagaimana tanggapan
siswa dan wali murid saat diadakannya kegiatan Bapak Suratman, S.Pd.I, Bapak Suratman,
S.Pd.I, menjelaskan bahwa:
“Bagi anak didik ada yang senang dan ada yang tidak
senang kata mereka capek, dan untuk wali murid banyak yang mendukung kegiatan
tersebut dan ada yang kurang setuju karena waktu istirahat bagi anak didik
kurang.”[15]
Keadaan ini hanya bila kegiatan ekstrakulikuler baru
diadakan tapi bila wali murid mengetahui hasil dan manfaatnya bagi anak didik maka wali murid akan merasa
bangga dan mensuport anaknya.
Menurut Bapak Suratman, S.Pd.I, pada saat peneliti
bertanya tentang apa tujuan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler adalah:
“Untuk menambah dan memperluas pengetahuan siswa,
tentang berbagai bidang pendidikan agama islam. Kemudian untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan anak didik tentang agama
islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa, dan beragama.” [16]
Tujuan dari diadakannya
kegiatan ekstrakulikuler adalah untuk menambah pengetahuan anak didik agar
menjadi anak yang terampil membaca alqur`an dan menjadi tauladan yang baik di
waktu dewasa nanti.
Terbukti kegiatan
ekstrakulikuler sangat berpengaruh pada diri anak didik, anak didik akan
terbiasa membaca alqur`an, albarzanji, dan bacaan lainnya di rumah. Seperti
halnya yang telah ditulis pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional UU No.
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa.[17]
Tujuan ini tidak akan tercapai apabila kualitas
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam tidak berjalan optimal. Karena itu dukungan
dari berbagai belah pihak, terutama pemerintah akan menentukan keberhasilan
Pendidikan Agama Islam di Indonesia.
2. Bentuk-Bentuk Kegiatan Ekstrakulikuler Yang
Dilaksanakan Di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan.
a. Kegiatan Harian
Dari hasil observasi yang penulis lakukan bahwa kegiatan
ini dilaksanakan setiap hari sebelum masuk kelas Madrasah Diniyah, yaitu shalat ashar berjamaah di masjid atau di mushala
yang diimami oleh Bapak Suratman, S.Pd.I, atau guru-guru madrasah. Jika mereka berhalangan hadir, maka
anak-anak kelas enam ditunjuk dan ditugaskan sebagai imam. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh semua anak didik dari kelas satu sampai kelas enam. Walau demikian
tutur Bapak Suratman, S.Pd.I, bahwa:
“Masih ada beberapa siswa yang tidak mengikuti shalat
jamaah ashar ini, diharapkan dengan adanya kegiatan shalat jamaah sebelum masuk
kelas dapat menanamkan rasa kedisiplinan waktu dan pentingnya shalat jamaah
yang pahalanya lebih besar daripada shlat sendirian.”[18]
Menurut Bapak Musa selaku guru seni dan musik, pada
saat peneliti bertanya mengapa harus anak didik kelas enam sebagai pengganti
jika para guru tidak ada sebagai imam. Kemudian ia berpendapat bahwa:
“Kelas enam adalah pendidikan kelas terakhir di Madrasah Diniyah, telah
banyak mendapatkan pengetahuan agama islam. Maka dari itu diharapkan ini bisa
menjadi latihan sekaligus menjadikan pengalaman bagi mereka sebelum mereka
kembali kemasyarakat, terutama keluarga mereka.”[19]
b. Kegiatan Mingguan
Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara
diketahui bahwa kegiatan ini diadakan setiap seminggu sekali, yaitu
hafalan-hafalan doa-doa pendek seperti doa mau makan, doa setelah makan, dan
sebagainya. Hal ini diperuntukkan bagi kelas satu dan dua yang usianya
rata-rata tiga sampai enam tahun. Adapun hafalan surat-surat pendek bagi kelas
tiga sampai kelas enam, dan kegiatan pembelajaran dan pembacaan alquran,
albarzanji, serta kitab kuning bagi kelas empat sampai kelas enam.
Untuk hafalan doa-doa dan surat-surat pendek diadakan
pada malam sabtu setelah shalat magrib, sedangkan kegiatan pembelajaran dan
pembacaan alquran, albarzanji, serta kitab kuning dilaksanakan pada malam
minggu setelah shalat magrib.
Selain kegiatan ektrakulikuler keagamaan diatas,
diadakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran alat-alat musik seperti gitar,
dram, dan piano yang diiringi dengan lagu shalawat. Kegiatan ini diadakan dan
dilaksanakan pada malam minggu setelah kegiatan pembelajaran alquran,
albarzanji, dan kitab kuning. Kegiatan ini diikuti oleh anak didik dari kelas
lima sampai kelas enam.
Dari hasil observasi peneliti mengetahui kenapa pada
kegiatan pembelajaran alat-alat musik seperti gitar, dram, dan piano yang
diiringi dengan lagu shalawat hanya diikuti oleh kelas lima dan kelas enam
karena kegiatan ini diadakan sampai malam hari dari pukul 19.30 sampai 23.00.
Dikhawatirkan jika yang mengikutinya masih anak-anak akan mengganggu
kesehatannya dan menjadi sakit. Jika ada anak didik selain kelas lima dan enam
mengikutinya, biasanya pukul 20.00/20.30 sudah kembali kerumahnya
masing-masing.
c. Kegitan Situasional
Kegiatan situasional yaitu kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dengan melihat situasi maksud dan tujuannya, seperti kegiatan
albarzanji untuk meramaikan dan mendoakan ketika ada kelahiran bayi, walimahan,
dan tasyakuran. Hal ini melibatkan para guru Madrasah Diniyah serta anak didik
dari kelas lima sampai kelas enam. Menurut Bapak Musa[20] ketika
peneliti bertanya tentang kenapa harus melibatkan anak didik kelas lima dan
kelas enam padahal kegiatan ini sampai malam. Kemudian ia menjawab bahwa:
“Saya berharap melalui kegiatan-kegiatan seperti ini
dapat menumbuhkan dan menanamkan rasa cinta anak didik kepada Nabi Muhammad SAW
serta menambah pengetahuan mereka tentang nilai-nilai ajaran islam yang
terkandung didalamnya. Keterlibatan anak didik pada kegiatan ini biasanya jika kegiatan
albarzanji di hari minggu atau hari libur. Supaya tidak mengganggu kegiatan
sekolah mereka.”
d. Mengadakan Peringatan Hari Besar Islam
(PHBI)
Kegiatan PHBI ini dilakukan oleh semua pihak Madrasah
Diniyah dari siswa, karyawan, guru, serta bekerja sama dengan seluruh
masyarakat dengan tujuan untuk mengagrabkan antara sesama agar lebih saling
mengenal satu dengan yang lainnya.
Adapun kegiatan PHBI yang diadakan oleh Guru Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan yang bekerja sama dengan masyarakat adalah
sebagai berikut:
1. Peringatan Isro` Mi’roj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Isro` Mi’roj Nabi Muhammad SAW merupakan
salah satu kejadian yang bisa dikatakan sakral bahwasanya Nabi SAW menerima
wahyu dari Allah SWT yaitu perintah untuk melaksanakan shalat wajib lima waktu.
Di Madrasah Diniyah memiliki kegiatan rutin dalam
rangka memeriahkan Peringatan Isro` Mi’roj Nabi Muhammad SAW, yaitu para guru mengadakan
perlombaan hafalan doa-doa pendek bagi kelas satu dan dua. Sedangkan untuk
kelas tiga dan empat diadakan perlombaan hafalan surat-surat pendek, dan untuk
kelas lima dan enam diadakan perlombaan pidato. Para siswa atau anak didik
sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Menurut Bapak Suratman, S.Pd.I, ketika ditanya
peneliti tentang apa tujuan diadakan perlombaan tersebut adalah:
“lomba ini ini diadakan tidak lain untuk memeriahkan
serta memperingati Isro` Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Kemudian agar anak didik
mengerti tentang sejarah diwajibkannya shlat wajib lima waktu, serta
mengajarkan anak-anak didik agar selalu berlomba-lomba dalam kebaikan sehingga
anak didik selalu termotifasi dalam kehidupannya.”[21]
2. Peringatan maulild Nabi Muhammad SAW
Sebagaimana halnya dengan kegiatan Peringatan Isro`
Mi’roj Nabi, peringatan maulid Nabi pun mempunyai kegiatan-kegiatan untuk
memeriahkan Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan-kegiatan tersebut
adalah sebagaimana yang telah diutarakan oleh Ibu Siti Rohmatin, S.Pd.I:
“Pada peringatan Maulild Nabi Muhammad SAW, Madrasah
Diniyah mengadakan kegiatan-kegiatan seperti halnya pada Peringatan Isro`
Mi’roj Nabi Muhammad SAW, yaitu lomba hafalan doa dan surat-surat pendek serta
lomba kebersihan antar kelas. Karena letak Madrasah Diniyah berdekatan dengan
masjid, maka sekolah bekerjasama dengan masyarakat guna memeriahkan peringatan Maulild
Nabi Muhammad SAW, yaitu dengan mengadakan pengajian. Anak didik diwajibkan
datang dan mengikuti acara tersebut hingga selesai.”[22]
Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan
khususnya bagi anak didik dapat memahami tentang makna dari Peringatan Maulild
Nabi Muhammad SAW dan menjadikannya sebagai panutan dalam kehidupannya dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Kegiatan bulan ramadhan
Bulan ramadhan merupakan bulan yang dinanti oleh
seluruh umat muslim sedunia. Bulan yang
penuh dengan ampunan dan rahmat, oleh karena itu akan menjadi sia-sia jika
melewatkan bulan ramadhan dengan tidak melakukan amalan kebaikan. Di bulan
ramadhan para guru Madrasah Diniyah mengadakan beberapa kegiatan untuk
menyambut dan mengisi bulan ramdhan yang penuh berkah tersebut. Kegiatan
tersebut dibagi dalam beberapa tahap, yaitu kegiatan menyambut bulan ramadahan,
kegiatan di waktu bulan ramdhan, serta kegiatan di akhir ramdhan. Hal ini
sesuai dengan pernyatan Bapak Suratman, S.Pd.I, yang menyatakan bahwa:
“ketika menjelang bulan ramadahan seluruh guru dan
anak didik bersama-sama bergotong royong membersihkan kelas dan sekitar
Madrasah Diniyah. Kemudian ketika di bulan ramadhan anak didik diberi buku
agenda agar diisi dengan kegiatan-kegiatan ramadhan baik itu kegiatan di masjid
atau di rumah, serta kegiatan tadarusan di masjid. Adapun di akhir ramadahan para
guru Madrasah Diniyah bekerja sama dengan masyarakat sekitar mengadakan
peringatan Nuzul Quran dan khataman alquran yang melibatkan anak didik. Hal ini
diharapkan agar anak didik menjadi individu-individu yang bertanggung jawab,
beriman, dan bertaqwa.”[23]
Kegiatan-kegiatan tersebut sangatlah positif untuk
dilaksanakan sehingga anak didik tidak hanya dibekali ilmu umum saja. Akan
tetapi dibekali ilmu agama untuk di hari kelak. Jadi sangatlah baik jika
kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilaksanakan dengan baik dan ikhlas.
4. Perayaan idul fitri
Dari
hasil observasi dan wawancara peneliti lakukan bahwa ketika idul fitri datang
para guru Madrasah Diniyah mengadakan kegiatan khusus guna menyambut malam
perayaan idul fitri, yaitu mengadakan takbir keliling sarta takbir di masjid
sampai pagi.
Untuk
kegiatan takbir keliling, Guru Madrasah Diniyah mewajibkan anak didik dari
kelas empat sampai kelas enam. Adapun
untuk kelas satu sampai kelas tiga harus didampingi oleh orang tua. Takbir
keliling ini dimulai setelah shalat isya hingga jam 22.00 malam. Jarak yang
ditempuh tidak terlalu jauh, karena mengingat pesertanya adalah anak-anak. Agar
takbir keliling lebih meriah biasanya anak didik membuat lampu lampion, obor
dari bamboo, serta pernak pernik lainnya.
Setelah
kegiatan takbir keliling selesai, anak didik menuju masjid dan bertakbir sampai
pagi. Untuk kegiatan ini,diikuti oleh anak-anak didik yang rumahnya berada
disekitar masjid dan madrasah. Kegiatan ini juga didampingi oleh guru dan
masyarakat sehingga menjadi sangat ramai.
Dengan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler ini
diharapkan dapat menambah pemahaman, wawasan, serta kecintaan anak didik
terhadap Agama islam.
2. Upaya Guru Madrasah Diniyah Meningkatkan
Mutu Pendidikan Islam Di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan Melalui Peningkatan Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
Upaya guru Madrasah Diniyah untuk meningkatkan mutu
pendidikan islam di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan selanjutnya adalah melalui peningkatan kreativitas
guru dalam mengajar. Dengan adanya kemampuan guru untuk mengembangkan
kreativitasnya dalam mengajar merupakan faktor pendorong untuk menciptakan mutu
pendidikan islam di Madrasah Diniyah menjadi lebih baik.
Dengan adanya guru yang kreatif tersebut
dapat menciptakan suatu proses belajar mengajar yang lebih menyenangkan, anak
didik tidak merasa bosan karena gurunya mampu membaca situasi dan kondisi serta
mampu menerapkan pendekatan-pendekatan metode serta mampu memanfaatkan media
belajar secara maksimal. Pada akhirnya anak didik akan merasa puas dengan hasil
belajar yang telah diperoleh karena anak didik telah bisa mengeluarkan sebuah
kemampuannya. Berikut hasil wawancara dengan
Ummi Khasanah, S.Ag, selaku guru bidang studi PAI di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan:
“Dalam menyampaikan materi pelajaran pendidikan agama islam, saya
menggunakan beberapa metode. Metode yang biasa saya gunakan antara lain
ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan lain-lain. Penggunaan metode
tersebut disesuaikan dengan materi pelajaran, dengan adanya beberapa metode
yang diterapkan dalam materi pelajaran pendidikan agama islam menjadikan anak
didik mudah memahami materi dan tidak membuat anak didik mudah jenuh.” [24]
Hal senada juga dikatakan oleh Siti Rohmatin, S. Pd.I,
selaku guru pendidikan agama islam sebagai berikut:
“Metode yang saya gunakan dalam menyampaikan pelajaran
pendidikan agama islam bermacam-macam, ada tanya jawab, ceramah, hafalan, dan
lain-lain sesuai materi yang diajarkan. Saya juga biasanya menggunakam metode
drill atau praktek, materi yang saya praktekkan biasanya berhubungan dengan
shalat dan wudhu. Jadi anak-anak langsung saya bawa ke mushalla atau masjid,
karena dekat dengan masjid. Tahap pertama anak-anak saya perintahkan untuk
melakukan wudhu secara bergantian, selanjutnya saya amati anak-anak yang
melakuakan praktek tersebut, setelah semua anak didik selesai praktek, kemudian
saya menjelaskan letak kesalahan dan kekurangan mereka, selanjutnya saya
tunjukkan bagaiman berwudhu dengan benar. Hal ini juga sama ketika praktek shalat.” [25]
Dengan adanya guru yang
memiliki berbagai macam kreatifitas dalam proses belajar mengajar, disamping
mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru
agama juga membuat anak didik yang ada di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan lebih banyak mengerti tentang keagamaan, hal ini bisa
dilihat dari kebiasaan anak didik ketika mengikuti pembelajaran mereka sangat
memperhatikan apa yang sedang disampaikan oleh guru, mereka tidak ramai sendiri
ketika mengikuti proses pembelajaran.
Adanya penciptaan kreatifitas guru dalam mengajar sangat
membantu dan memberikan kemudahan bagi anak didik untuk memahami suatu
pelajaran yang dianggapnya susah untuk dimengerti. Hal ini juga berdampak
positif kepada nilai pendidikan agama islam anak didik yang telah memenuhi
standar kelulusan. Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Suliah, S.Pd.I,
selaku guru bidang studi PAI di Madrasah Diniyah:
“Pada waktu proses belajar mengajar
berlangsung di dalam kelas anak-anak didik sangat antusias memperhatikan apa
yang saya sampaikan apalagi kalo materinya memakai praktek (misalnya: materi
tentang shalat dan wudhu), anak-anak didik bertambah semangat mengikutinya
walaupun awalnya mereka masih banyak yang salah tetapi saya senang anak-anak
didik memiliki semangat yang tinggi.”[26]
Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Ummi Khasanah, S.Ag,
yang mengatakan bahwa:
“ketika proses belajar mengajar di kelas
anak-anak didik sangat memperhatikan apa yang saya sampaikan dan mereka juga
tdak ramai sendiri ketika mengikuti proses belajar mengajar. Nilai yang saya
pakai dalam menentukan siswa itu layak memiliki nilai bagus atau jelek adalah
keseharian dari peserta didik itu sendiri baik dalam proses pembelajaran dalam
kelas maupun di luar kelas. Kalau peserta didik itu dalam kesehariannya rajin
mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Madrasah Diniyah. Misalnya rajin shalat
ashar berjamaah sebelum masuk kelas, maka saya akan memberi nilai tambahan pada
anak tersebut.”[27]
Dari hasil uraian wawancara tersebut di atas, dapat
diambil kesimpulan atau garis besarnya bahwa melalui kegiatan ekstrakulikuler
dan peningkatan kreatifitas guru dalam mengajar dapat meningkatkan mutu
pendidikan agama islam di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan serta dapat membantu dalam proses belajar mengajar agar
lebih efektif dan efisien.
C.2 Faktor-Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat Upaya Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam Di Madrasah Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan
Faktor-faktor pendukung dan penghambat seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Suratman, S.Pd.I (kepala sekolah)[28]
pada saat peneliti bertanya tentang hal-hal yang mendukung dan menghambat
peningkatan mutu pendidikan islam di Madrasah
Diniyah Fathul Qarib Dusun Krajan adalah sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
a. Sekolah
1. Adanya Fasilitas
Fasilitas di sini adalah adanya peralatan-peralatan yang sebagian ada
tapi sebagian tidak ada lagi karena rusak dan termakan waktu.
2. Sudah adanya kurikulum yang baik
Kurikulum di Madrasah Diniyah Fathul
Qarib Dusun Krajan sudah cukup baik.
3. Sekolah dan wali murid saling bekerjasama
agar anak didik menjadi anak yang dapat diharapkan
Adanya kerjasama antara pihak sekolah dan wali murid terhadap
perkembanngan anak didik dalam menuntut ilmu agama islam sehingga diharapkan
anak didik menjadi anak yang dapat diharapkan.
b. Guru
1. Untuk para guru juga sudah mengikuti
seminar dan pelatihan-pelatihan departemen agama sehingga diharapkan
kreatifitas guru dalam mengajar menjadi lebih baik lagi.
2. Para guru selalu mendampingi anak didik
pada saat kegiatan ekstrakulikuler berlangsung.
c.
Siswa
Siswa sangat antusias untuk mengikuti kegiatan
balajar mengajar dan kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan oleh Guru Madrasah
Diniyah.
d.
Walimurid
Wali murid sangat mendukung kegiatan yang
diadakan Guru Madrasah Diniyah karena terbantu dalam mendidik anak untuk
memperdalam imu agama islam.
e. Masyarakat
Masyarakat sangat senang dan mendukung di
lingkungan mereka diadakan kegiatan rohani.
2. Faktor Penghambat
a. Sekolah
Fasilitas masih kurang memadai seperti
gedung sekolah yang kurang dan tidak memadai karena banyaknya anak didik.
b. Guru
Masih ada beberapa guru yang belum
mengedepankan kreatifitasnya dalam mengajar anak didik.
c. Siswa
Pada saat shalat ashar berjamaah masih ada
beberapa anak didik yang tidak ikut.
d. Wali murid
Sebagian wali murid ada yang tidak setuju
tentang kegiatan ekstrakulikuler malam hari dikarenakan anak didik ditakutkan
kelelahan setelah mengikuti sekolah di pagi hari dan madin di sore harinya.
e. Masyarakat
Masyarakat terkadang terganggu dengan adanya kegiatan
ekstrakulikuler yang diadakan di malam hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar