Rabu, 04 April 2012

BERSYUKUR

BERSYUKUR

Al-luqman ayat 12

Dan sesungguhnya telah kami kurniakan kepada luqman al-hikmah, bahwa bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur, lain tidak, adalah dia bersyukur kepada dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang kufur, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Kaya, dan Maha terpuji”.

dan sesungguhnya telah kami kurniakan kepada luqman al-hikmah, bahwa bersyukurlah kepada Allah”(An-Nur, 1973:86)

Allah telah memberikan kepada Luqman berupa hikmah, akal, paham, dan amal. Allah memberikan petunjuk kepadanya untuk memperoleh ma’rifat yang benar. Oleh karena itu, luqman menjadi seorang yang hakim, yaitu orang yang mempunyai hikmah (An-Nur, 1973:86).

Ini memberi pengertian, bahwa seruan luqman adalah dari ajaran-ajaran hikmah, bukan dari wahyu. Hal ini berdasarkan kepada pendapat yang benar, bahwasanya luqman itu adalah seorang hakim, bukan seorang nabi (An-Nur, 1973:87).

Ar-Razi telah menerangkan dalam tafsirnya bahwa hikmah itu ialah: “sesuatu di antara perbuatan dengan pengetahuannya”. Penggalan ayat yang artinya “ Bahwa bersyukurlah kepada Allah” ini merupakan puncak hikmat yang didapati oleh Luqman. Ia sudah berpengetahuan, baik karena pengalaman atau karena berguru kepada orang lain bahwasanya nikmat Allah meliputi seluruh hidupnya. Sebab itu tidak ada jalan lain hanyalah satu, yaitu bersyukur. Adalah terlalu rendah budi manusia kalau dia telah tahu bahwa seluruh hidupnya diliputi oleh nikmat Allah, padahal didiamkannya saja (Al-Azhar, 1988:127)

Maka tiap-tiap orang yang telah diberi taufiq oleh Allah sehingga sesuai perbuatannya dengan pengetahuannya, atau amalnya dengan ilmunya, itulah orang yang telah mendapat kurnia hikmat dari Allah (Al-Azhar, 1988:127)..

Dan barangsiapa yang bersyukur, lain tidak, adalah dia bersyukur kepada dirinya sendiri”,( An-Nur, 1973:87)

Orang yang bersyukur kepada Allah atas berbagai ragam nikmat dan rahmat yang telah diberikan oleh Allah, yang tidak dapat dihitung berapa banyaknya, sejak manusia lahir ke dunia sampai ia menjalani kehidupan, sampai ia dimasukkan ke balik bumi (Al-Azhar, 1988:127), maka sebenarnya ia telah bersyukur untuk kepentingan dirinya sendiri, karena Allah akan memberi pahala yang berlipat ganda atas kesyukurannya dan menjauhkannya dari siksa (An-Nur, 1973:87). Oleh karena itu, bersyukur adalah mempertinggi nilai diri sendiri, yang sudah layak dan wajar bagi insan yang sadar akan harga dirinya (Al-Azhar, 1988:127).

“Dan barangsiapa yang kufur, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Kaya, dan Maha terpuji” ( An-Nur, 1973:87).

Orang yang menyangkal nikmat Allah, tidak bersyukur, tidak mengenang jasa, tidak berterima kasih serta membuat keburukan kepada dirinya sendiri, maka Allah akan menyiksa kekufurannya tersebut dan menghilangkan nikmat darinya (An-Nur, 1973:87).

Allah maha kaya dari rasa syukur seorang hamba, karena kesyukurannya itu tidak akan menambahkan apa-apa bagi kekuasaan-Nya, sebagaimana kekafirannya pun tidak akan mengurangi apa-apa dari kerajaan-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Terpuji dalam segala suasana, apakah hamba tersebut bersyukur atau kafir (Al-Azhar, 1988:127).

KESIMPULAN

Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia telah memberikan hikmah kepada luqman. Kemudian Allah menerangkan pengajaran yang di berikan oleh Luqman kepada anaknya dan dalam celah-celah pengajaran Luqman itu Allah menerangkan beberapa perintah umum yang harus dilakukan oleh sang anak dalam menggauli orangtuanya dan kewajiban mereka dalam memelihara hak-hak Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar