Kamis, 04 Juni 2009

Perkembangan Genre puisi Arab dalam kesusastraan

Sastra Arab merupakan sastra kawasan Asia barat yang telah berumur ribuan tahun, berdampingan secara komplementer dengan sastra kawasan lain, dan secara meyakinkan menjadi anggota sastra dunia. hal tersebut dapat di buktikan dengan adanya penghargaan Nobel bidang sastra yang diterima oleh" NAJIB MAHFU" pada tahun 1988, ia hadir sebagai ekspresi masyarakat Arab tentang kehidupan yang diungkapkan dengan nilai estetika yang dominan. dalam dunia sastra, sastra di bagi menjadi beberapa kelompok menurut jenis sastra tersebut atau lebih tepatnya di sebut dengan "Genre".

istilah Genre sering di gunakan sebagai pengertian dari jenis, macam ataupun bentuk. istilah Genre ini berasal dari perancis yang merupakan pengembangan dari istilah latin" Ganus" yang berarti jenis, macam, atau ragam. Genre itu sendiri terbagi menjadi tiga macam (muhammad walidin, M. Hum):

1. Genre puitik atau lirik
Dalam Genra ini narator berbicara dengan sudut pandang orang pertama.

2. Genre Apik atau Naratif
Dalam Genre ini narator berbicara dengan suara sendiri tetapi memungkinkan tooh-tokoh lain berbicara dalam suara mereka sendiri.

3. Genre Drama
Dalam Genre yang ke tiga ini para tokohnya melakonkan kata-katanya.

Berawal dari pengertian dan pembagian Genre sastra yang telah penulis tuturkan, bahwa yang di maksud dengan Genre puitik atau Lirik adalah puisi, Genre naratif adalah prosa, dan Gendre drama adalah yang sudah kita kenal pada saat ini. Dari pembagian genre yang sudah ditertera di atas, penulis akan memaparkan salah satu dari ke tiga pembagian tersebut yaitu tentang pertumbuhan dan perkembangan genre puisi arab.

Puisi Arab atau yang lebih di kenal dengan "SYAIR" memiliki arti susunan kata berdasarkan timbangan kata berupa struktur satuan bunyi dan memiliki rima yang sama(Al-kalama Al-mauzun Al- muqoffa). apapun defenisinya, pada dasarnya puisi selalu terbentuk dari unsur-unsur formal bunyi, diksi, majas, rep[etisi,rima, nada dan topografi. Taufik A. Dardiri menyebutkan bahwa" Tradisi kesusastraan Arab yang tertua dan tokoh adalah tradisi Puisi, yang mampu membentuk sistem konvensi yang begitu kuat.

Konvensi puisi Arab lama yang di maksud adalah meliputi: 'Adad al-bait(jumlah bait) Aqsam al-bait(bagian bait) Al- aruf: al- wahdah al-swautiyah (kesatuan bunyi) Al-taf' iah( sruktur pengulangan) dalam penggalan bait kesatuan bunyi dalam penggalan bait. kondisi semacam ini dapat di pahami karna secara internal sistim bahasanya sendiri mendukung. bentuk tata bahasa Arab dalam pola konjogasinya mempunyai keteraturan yang tinggi dan struktur bahasa Arab juga mempunyai tingkat kebekuan yang tinggi pula.

Dalam dunia sastra Arab, juga pernah mengalami pergeseran dan pasang surut kemunduran selama 5 abad di sebabkan banyak faktor, antara lain karna unsur stilistika yang lemah, makna yang dangkal dan regeditas dalam penerapan al-muhassinat al- badi'ah. masa pasang surut ini di akhiri dengan datangnya Era kebangkitan yang di tandai dengan pengiriman Duta budaya ke Eropa, yang di ikuti dengan pendirian percetaan, pembangunan sekolah-sekolah penerbitan koran dan majalah. Zainal Abidin membagi perkembangan genre puisi Arab menjadi 2 fase:
1. Fase pertama
Perkembangan puisi masih meneruskan tradisi masa usmani, akan tetapi fenomena-fenomena kebangkitan sudah tampak sedikit dalam perluasan tema, cara deskrips dan penggunaan bahasa sebagai contoh puisi ISMAIL AL-KHASYAB(w.1834 m)

2. Fase kedua
Fase ini di mulai pada pertengahan abad ke- 19 yang dipelopori oleh Mahmud Samy Al-barudy dan Ahmad Syauqi dengan alirannya yang terkenal; NEOKLASIK . fenomena kemunculan faham ini sebagai gerakan Arab memiliki peranan penting dalam sejarah Arab moden.

Dalam perkembangan puisi pada fase ke 2 ini, terjadilh perdebatan antara satu aliran sastrawan yang mempertahankan genre puisi klasik dan aliran sastrawan yang mempertahankan puisi modern. walaupun dalam reaksi yang berbeda, semua usaha sastrawan tidak lain merupakan wujud kebangkitan kesadaran nasionalis dan kebutuhan terhadap peradaban yang lebih maju.(Muhammad Walidin, M.Hum)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar